Tuesday, July 10, 2012

Mereka Disatukan Dalam GKSS Futsal Cup 2012



Euforia EURO 2012 telah berakhir, GKSS pun menulis kisah baru tentang dirinya dalam ajang GKSS Futsal Cup 2012. Kompetisi futsal yang digelar di Glora Sudiang, 7 Juli 2012 itu berakhir dengan berbagai cerita. 

Oleh: SRIYANTO

Ada tawa, ada sedih. Ada yang senang dan gembira, ada juga yang kecewa. Tak sedikit pula yang galau. Ekspresi-ekspresi itulah yang mewarnai event GKSS Futsal Cup 2012, 7 Juli lalu.
Mungkin yang paling bergembira diajang tersebut adalah pemain dan suporter Bethel Sambueja. Ya, tim mereka berhasil menjadi kampiun GKSS Futsal Cup 2012. Tapi sayangnya, suporter yang paling heboh itu merupakan suporter “naturalisasi”. Mereka adalah anak-anak warga setempat yang diminta meneriakkan yel-yel mendukung Bethel Sambueja.
Berbeda pula dengan para pemain. Jika tim mereka menang, menjadi spirit untuk pertandingan selanjutnya. Tapi tak sedikit pula, ketika tim kalah, mereka mencari-cari kesalahan. Dan, ujungnya mengarah ke wasit yang dijadikan ‘kambing hitam’ atas kegagalan tim.
Kemenangan memang penting. Tapi bukan itu sebenarnya yang ingin dicapai dalam GKSS Futsal Cup 2012. “Ini ajang untuk saling mengenal, menjalin kebersamaan sesama pemuda GKSS. Jadi mencari kemenangan bukan yang utama,” ujar Ari, salah seorang pemain Pangkajene Pangkep kepada penulis.
Meski diwarnai berbagai pelanggaran, pemain yang cedera, tetapi tidak ada dendam. Ya, inilah salah satu ajang yang mempersatukan pemuda GKSS. Siapa saja bisa kalah, tetapi jika ia mampu bangkit dan memetik pelajaran dari setiap kekalahan, ia lebih dari pemenang.

Kariango “Dibetel” oleh Sambueja

Tim futsal Jemaat Bethel Sambueja berhasil menjuarai turnamen GKSS Futsal Cup 2012 yang berlangsung di Glora Sudiang, 7 Juli 2012. Bertemu di laga final 2 x 15 menit, Jemaat Damai Kariango “dibetel” oleh Lukas dkk dengan skor 3-2.
Sejak awal, banyak pihak sudah memprediksi tim Bethel Sambueja bakal bertemu tim Damai Kariango di laga final. Pasalnya, kedua tim mempunyai materi pemain di atas rata-rata pemain tim lain, kekuatan fisik salah satunya.
Menempati grup A yang merupakan grup ‘maut’, Bethel Sambueja tampil luar biasa. Dari empat kali bertanding, tim “Julu Siri” berhasil memetik poin penuh dengan empat kali menang atas lawan-lawannya.
Pada pertandingan pertama melawan Baji Pa’mai Maros, Lukas dkk berhasil meraih kemenangan dengan skor 4-2. Selanjutnya membungkam Mattiro Baji 5-1, menaklukkan Pandang-pandang 4-1, dan membuyarkan harapan Kertago masuk ke semifinal dengan skor 3-1. Dengan hasil tersebut, Bethel Sambueja menjadi juara grup A dengan 12 poin dan disusul Mattiro Baji sebagai runner up dengan 9 poin.
Sementara di grup B, tim Damai Kariango berhasil menjadi juara grup dengan nilai 7 poin. Mereka berhasil melumat tim dari Pangkajene Pangkep dengan skor 7-3, bermain imbang melawan Makkio Baji 5-5, dan menaklukkan Oikumene Sudiang 7-1. Sebenarnya Damai Kariango dan Makkio Baji sama-sama mengumpulkan 7 poin, namun Kariango unggul dalam hal produktifitas gol sebanyak 19 dibanding Makkio Baji yang hanya 15 gol.
Di babak semifinal, juara grup A melawan runner up grup B dan runner up grup A melawan juara grup B. Bethel Sambueja sebagai juara grup A ditantang Makkio Baji yang datang dengan ambisi juara. Sedangkan juara grup B, ketangguhan para pemain Damai Kariango ditantang runner up grup A, Mattiro Baji yang mengandalkan pemain-pemain usia remajanya.
Laga semifinal pertama antara Damai Kariango melawan Mattiro Baji berjalan dengan tensi tinggi. Mattiro Baji dengan pemain-pemain usia remajanya yang tidak diunggulkan sejak babak penyisihan mampu membuktikan bahwa mereka mampu membuat kejutan. Tampil baik sejak menit-menit awal babak pertama, Jodhi dkk berhasil memimpin 2-0 atas Damai Kariango.
Tertinggal 0-2, membuat tim Damai Kariango tampil lebih ngotot. Pelanggaran-pelanggaran keras pun semakin banyak mewarnai jalannya pertandingan. Permainan keras yang diperagakan Damai Kariango membuat permainan Mattiro Baji menjadi tidak fokus.
Puncaknya saat Darma, pemain Mattiro Baji mengalami cedera cukup serius, ia tidak mampu lagi melanjutkan permainan dan harus dipapah ke luar lapangan. Sejak saat itu, mental anak-anak Mattiro Baji yang didominasi usia remaja menjadi drop dan kehilangan kekompakan.
Satu per satu pemain inti Mattiro Baji mengalami cedera dan tidak mampu melanjutkan pertandingan. Tim Mattiro Baji akhirnya berhasil dikalahkan dengan skor 9-3 dan harus mengakui ketangguhan Damai Kariango.
Sementara di laga semifinal kedua yang mempertemukan juara grup A, Bethel Sambueja melawan runner up grup B, Makkio Baji. Pertandingan berjalan cukup ketat, meskipun pada akhirnya tim Makkio Baji harus mengakui keperkasaan Lukas dkk dengan skor 5-2.

Makkio Baji Patahkan Dominasi Klasis Bulusaraung

Tim Makkio Baji pantas mendapat acungan jempol. Jika tim lain membawa lebih dari 8 pemain, Makkio Baji membawa hanya 6 pemain (lima pemain inti dan satu pemain pengganti). Hasilnya? Mereka mampu masuk babak semifinal dan berhasil meraih juara III.
Sejak bertanding di babak penyisihan grup, Makkio Baji sudah memperlihatkan permainannya yang membuat calon lawan mereka menjadi ciut. Buktinya, Damai Kariango yang lebih diunggulkan mampu ditahan imbang oleh Makkio Baji dengan skor 5-5.
Dengan keberhasilan Makkio Baji meraih juara III GKSS Futsal Cup 2012, mereka sekaligus mematahkan dominasi tim-tim Klasis Bulusaraung yang berlaga di turnamen ini. Dari empat besar semifinalis GKSS Futsal Cup 2012, Makkio Baji satu-satunya wakil dari Klasis Makassar. Tiga di antaranya dari Klasis Bulusaraung, yakni Bethel Sambueja, Damai Kariango dan Mattiro Baji.
Sementara itu, tim Pangkajene Pangkep satu-satunya dari Klasis Mappatuwo harus pulang tanpa poin bersama Baji Pa’mai Maros. Dari tiga kali bertanding, Pangkajene tak sekalipun memetik kemenangan. Sementara Baji Pa’mai Maros, juga tak pernah menang dari tiga pertandingan.
Sebenarnya tim Baji’ Pa’mai Maros bisa memiliki poin jika mereka menang atau seri di pertandingan terakhir melawan Pandang-pandang. Namun, baik menang atau seri, harapan Baji Pa’mai Maros masuk ke babak semifinal tetap tertutup.
Tertutupnya harapan lolos ke babak semifinal, tim Baji Pa’mai Maros tak lagi melakoni pertandingan terakhirnya melawan Pandang-pandang. Mereka memilih meninggalkan arena kompleks Glora Sudiang.
Berbeda dengan Pangkajene Pangkep, meski tak satu pun poin yang diraih, Ari dkk tetap melakoni semua pertandingan hingga selesai. “Lebih baik kalah dalam bertanding daripada kalah sebelum bertanding,” kata Ari.

 
Mental Juara Mattiro Baji

Tidak diunggulkan oleh banyak pihak, ternyata tim Mattiro Baji mampu membuktikan bahwa mereka patut diperhitungkan pada turnamen GKSS Futsal Cup kali ini. Banyak pihak lebih mengunggulkan tim Baji Pa’mai Maros atau Kertago yang akan mendampingi Bethel Sambueja lolos ke babak semifinal dari grup A.
Namun, prediksi tersebut dipatahkan Mattiro Baji. Hal ini dibuktikan atas penampilan yang mengejutkan, mampu membungkam tim Kertago dengan skor telak 4-1 pada penyisihan grup A.
Saat pertandingan melawan Baji Pa’mai Maros, mental anak-anak remaja Mattiro Baji kembali diuji. Pada babak pertama, Jodhi dkk tertinggal 0-2 dari Baji Pa’mai Maros. Namun hingga pertandingan berakhir, Mattiro Baji mampu membalikkan keadaan dengan mempecundangi Isman dkk dengan skor 5-4.
Pada laga terakhir melawan tim Pandang-pandang, Mattiro Baji kembali membuktikan bahwa mereka memiliki mental juara meskipun didominasi oleh pemain-pemain usia remaja. Dalam laga hidup mati tersebut, Mattiro Baji kembali sempat tertinggal 0-2.
Namun dengan performa tim yang makin kompak diakhir pertandingan, mereka mampu membalikkan keadaan dengan skor 5-2 untuk kemenangan Mattiro Baji. Hasil ini membuat Mattiro Baji menjadi runner up grup A dan membuat Pandang-pandang harus angkat koper.



Pemain Termuda GKSS Futsal Cup 2012

Jika pada perhelatan EURO 2012 lalu, tim ‘Panzer’ Jerman mendapat pujian karena materi-materi pemain mudanya, di event GKSS Futsal Cup 2012 juga tampaknya telah melahirkan deretan pemain-pemain muda berbakat.
Tim tersebut adalah Mattiro Baji. Didominasi oleh pemain-pemain remaja, mereka mampu menjawab keraguan banyak pihak dengan mengalahkan tim-tim dengan pemain usia 22-35 tahun dan lolos ke babak semifinal.
Para pemain-pemain remaja tersebut adalah Yosua CH Djalang (15 tahun), Jodhi CH Djalang (13 tahun) pencetak 8 gol, Suwerdy Dwinandar Gustian (14 tahun) pencetak 9 gol. Jodhi yang meski berpostur tubuh agak kecil, namun ketajamannya di depan gawang mampu ia buktikan dengan koleksi 8 golnya.
Kordinator Tim Mattiro Baji, Frenky Wongkar mengaku salut atas perjuangan para pemain hingga mampu masuk empat besar GKSS Futsal Cup 2012. Meskipun memiliki pemain-pemain usia muda, namun keberanian menurunkan pemain-pemain usia remaja menjadi starting membuktikan akan adanya regenerasi yang baik di skuad Mattiro Baji. “Mereka juga bisa mendapat pengalaman dari sini,” kata Frenky.
Tak hanya dominasi pemain termudanya yang mendapat pujian, Mattiro Baji juga berhasil didaulat oleh panitia sebagai Suporter Terbaik. Sebenarnya tanda-tanda suporter terbaik, awalnya dipertontonkan oleh Baji Pa’mai Maros. Namun mereka tidak mengikuti event hingga selesai karena tim futsal Baji Pa’mai Maros harus pulang lebih awal.
Selain Baji Pa’mai Maros, kehebohan suporter Damai Kariango juga berhasil membuat riuh kompleks Glora Sudiang, tempat pelaksanaan GKSS Futsal Cup 2012. Namun karena datang terlambat, mereka gagal dinobatkan sebagai suporter terbaik.
Dan, akhirnya pilihan sebagai Suporter Terbaik jatuh kepada Mattiro Baji. Panitia menilai, karena kesetiaan mereka mendukung tim Mattiro Baji yang bertanding, dari awal hingga turnamen GKSS Futsal Cup usai dan ditutup dengan penyerahan piala pemenang oleh Pdt Yulianus Lamarang, Sekretaris MPS GKSS. (anto_jurnalis@yahoo.co.id)