Wednesday, August 8, 2012

Ketika Jemaat Betel Sambueja Peringati HAN…



Jalan Dg Sirua, Makassar, Minggu siang, (22/7). Keceriaan bertebaran di dalam sebuah ruangan kecil berukuran 4 x 6 meter. Sekitar 30 bocah duduk dengan rapi meski kondisi ruangan tersebut cukup sempit dan pengap.
Di depan bocah-bocah itu, berdiri seorang bapak. Dia adalah Abner Nibeli, Pendeta Jemaat Betel Sambueja Gereja Kristen Sulawesi Selatan (GKSS). Pdt. Abner didampingi istrinya, Majelis Jemaat Betel Sambueja dan juga Sri Kusumawati, salah seorang guru pengajar bocah-bocah tersebut.



“Anak-anak, siapa yang rajin belajar?” tanya Pdt Abner dengan nada lembut. Pertanyaan itu langsung disambar acungan tangan dan teriakan sebagian bocah, “Sayaaa….” Pendeta GKSS ini bertanya lagi, “Siapa yang suka membantu mamanya menyapu halaman rumah setiap hari?”
Bocah-bocah yang sebelumnya diam saja kini berebutan mengacungkan tangan dan berteriak penuh semangat, “Sayaaa… Sayaaa!”
“Anak-anak sekalian, kita berkumpul disini karena anak-anak rajin belajar. Makanya Tuhan menyuruh Bapak Abner bertemu dengan anak-anak disini, mau kasih hadiah. Jadi kalau nanti pulang ke rumah, bilang ke orang tua, bapak-ibu, ini hadiahku selama saya belajar,” ujar Pdt Abner. “Terima kasiiih…” seru bocah-bocah itu dengan riang.
Suasana itulah yang tergambar ketika Jemaat Betel Sambueja memperingati Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap 23 Juli. Warga jemaat, majelis dan pendeta memperingatinya dengan mengunjungi anak-anak jalanan dan anak kurang mampu. Mereka membagi-bagikan paket sembako dan pakaian layak pakai yang dikumpul oleh warga jemaat.
Disaat pemerintah menunda perayaan Hari Anak Nasional tahun ini, hingga September mendatang, Jemaat Betel Sambueja justru merayakannya lebih awal, sehari sebelum tanggal yang ditetapkan. Mereka mengajak warga jemaat, termasuk anak-anak sekolah minggu untuk terlibat dalam aksi memperingati Hari Anak Nasional.

“Kita mau perlihatkan bahwa kita semua bersaudara. Kita mau perlihatkan kepada anak-anak kita bahwa di luar sana, ada teman mereka, saudara mereka yang berkekurangan, membutuhkan bantuan. Semoga bantuan ini memberi manfaat kepada warga disini, sembako yang kita berikan bisa dipakai untuk berbuka puasa,” ujar Helfri Kapojos, salah seorang Majelis Jemaat Betel Sambueja.
 
Memperingati Hari Anak Nasional tak perlu dengan kemewahan, tapi dengan kesederhanaan, mengekspresikan kepedulian terhadap sesama. Ya, Jemaat Betel Sambueja telah melakukannya. Mereka tidak memandang latar belakang agama, suku dan sebagainya. Karena kasih tidak memandang kepada siapa kita menjatuhkan rasa. (SRIYANTO)

Ada 8 butir pandangan anak Indonesia hasil Kongres Anak Indonesia XI, di Batam, 9-14 Juli lalu. Ini dia suara mereka:

1.      Kami anak Indonesia mengusulkan kepada pemerintah agar pendidikan tentang kesehatan reproduksi remaja dimasukkan dalam kurikulum pendidikan serta meningkatkan pengawasan terhadap pornografi.
2.     Kami anak Indonesia meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, pemerataan fasilitas pendidikan, menyediakan program wajib belajar 12 tahun secara gratis agar tercipta pemerataan kualitas pendidikan bagi seluruh anak Indonesia tanpa diskriminasi.
3.     Kami anak Indonesia mengusulkan agar pemerintah melakukan pemerataan fasilitas sarana dan prasarana (listrik, tansportasi, komunikasi) khususnya di daerah terisolir agar anak-anak yang terisolir dapat berinteraksi dengan teman-temannya yang berada di daerah lain.
4.     Kami anak Indonesia memohon kepada pemerintah untuk membangkitkan kembali permainan tradisional dan edukatif Indonesia, serta mengawasi secara ketat pengaksesan game online dan siaran media elektronik yang tidak layak untuk anak.
5.     Kami anak Indonesia memohon kepada pemerintah untuk meningkatkan pengawasan yang lebih ketat terhadap segala bentuk peredaran narkotika, psikotropika, miras dan zat adiktif lainnya, termasuk rokok sebagai bentuk perlindungan terhadap anak.
6.     Kami anak Indonesia memohon agar pemerintah menyediakan layanan internet gratis khusus anak-anak (mobil internet, rumah internet, user ID khusus anak-anak) agar anak-anak di seluruh Indonesia saling terhubung.
7.     Kami anak Indonesia memohon agar pemerintah dan masyarakat turut mendukung terpenuhinya hak partisipasi anak tanpa diskriminasi.
8.     Kami anak Indonesia memohon agar pemerintah menindaklanjuti dan mengimplementasikan suara anak Indonesia dalam pengambilan kebijakan terkait anak.