Monday, May 9, 2011

Yesus Naik ke Sorga

http://www.gkisuryautama.org/artikel.php?id=106&kategori=renungan&halaman=5&title=Yesus%20Naik%20ke%20Sorga

Salah satu hari istimewa dalam Masa Raya Paska adalah Hari Raya Yesus Naik ke Sorga. Kalender di Indonesia menulisnya: Kenaikan Isa Almasih. Gereja-gereja di Indonesia cenderung menyebutnya: Kenaikan Yesus ke Sorga. Padahal penyebutan Yesus Naik ke Sorga cukup pas dari segi pemahaman karena kesederhanaan penyebutannya.

Dengan penyebutan yang bermacam-macam itu, mengapa hari raya yang satu ini begitu tidak menarik perhatian?

Pada awal sejarah hingga menjelang abad ke-4, Gereja merayakan Minggu Pentakosta bukan hanya sebagai hari turunnya Roh Kudus, tetapi juga sebagai hari Yesus naik ke sorga (Kis 1:1-11). Tertullianus menuliskan bahwa Kristus naik ke sorga pada hari Pentakosta. Bahkan pada awal abad ke-4, sejarawan Eusebius menuliskan bahwa pada hari Pentakosta itu, Kitab Suci disahkan oleh Tuhan yang naik ke sorga pada hari itu, dan gereja merayakan turunnya Roh Kudus. Baru pada akhir abad ke-4, Konstitusi Apostolik menjabarkan bahwa pada hari ke-40 setelah Paska, Gereja merayakan Yesus naik ke Sorga.

Tema ini menjadi satu kesatuan, bahkan dilakukan pula oleh Gereja di Yerusalem. Gereja masih memandang bahwa kenaikan-Nya dan turunnya Roh Kudus terjadi dalam sekali peristiwa. Baru pada masa kemudian, yakni setelah abad ke-4, ada perayaan hari ke-40 setelah Paska. Atau lebih tepat disebut perayaan sepuluh hari sebelum Pentakosta, sebab secara kronologis, hari raya Pentakosta muncul lebih dahulu daripada hari raya Tuhan Naik ke Sorga. Jelaslah bahwa hari raya Yesus Naik ke Sorga merupakan perpanjangan hari raya Pentakosta.

Menjelang akhir abad ke-4, Poemonia, seorang perempuan Roma dari kalangan terpandang, mendirikan Gereja di situs tradisional tersebut (Kis 1:2-11, tidak terlalu jauh jaraknya dari Yerusalem, di bukit Zaitun), yang dikenal bernama Imbomon. Hingga masa itu, orang tidak setuju akan hari keempat puluh sebagai hari Yesus Naik ke Sorga. Tetapi Konsili Toledo (400) menerima dan menetapkannya sebagai hari raya Yesus Naik ke Sorga. Gereja awal mempersaksikan bahwa selama empat puluh hari “Ia berulang-ulang menampakan diri dan berbicara” (Kis 1:3). Selanjutnya tidak ada indikasi tentang 40 hari masa kebangkitan-Nya hingga Ia terangkat ke sorga.

Angka 40 ini menjadi angka yang istimewa bagi tradisi Yahudi, tetapi terlebih pada penyusuaian pada Kisah 1:3 tentang kenaikan-Nya ke sorga. Maka dengan dasar itulah gereja kemudian hari merayakan Yesus naik ke sorga.

Berita pada hari kenaikan-Nya itu adalah: Ia dimuliakan sebagai Raja dunia sebagaimana di sorga. Bacaan dan nyanyian dalam ibadah mempersaksikan hal tersebut. Sekalipun hari raya Yesus Naik ke Sorga tidak semeriah hari-hari raya lain, ia menjadi salah satu mata rantai penting dalam kalender gerejawi. (RR)

No comments: