Wednesday, May 23, 2012

Pesan Bulan Oikoumene 2012







Bulan Mei setiap tahun ditetapkan sebagai Bulan Oikoumene oleh PGI. Pada Bulan Mei inilah PGI merayakan Hari Ulang Tahunnya. Sejak berdirinya pada 25 Mei 1950, PGI pada tahun ini genap berusia 62 tahun. Dalam rangka Bulan Oikoumene 2012 ini, MPH PGI telah menyampaikan Pesan Bulan Oikoumene 2012 untuk diketahui oleh seluruh anggota gereja dalam lingkup PGI.






PESAN BULAN OIKOUMENE 2012
“DIPANGGIL UNTUK TERUS MENYATAKAN KEADILAN DAN PERDAMAIAN” (bdk. Filipi 4:8)

Saudara-saudari warga gereja yang dikasihi Kristus!
Salam Sejahtera,
  1. Puji dan syukur kita haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja, yang karena kasih dan kemurahan-Nya telah menghantar kita memasuki Bulan Oikoumene 2012. Bulan ini mengandung arti penting dan mendasar bagi kita, karena lagi-lagi kita diingatkan terhadap komitmen dan tekad gereja-gereja mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia sebagaimana dinyatakan pada pembentukan Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI), 25 Mei 1950. Pembentukan DGI tersebut telah ikut mendorong ke arah persatuan dan kesatuan bangsa, yang pada tahun-tahun itu masih gamang dengan keindonesiaannya. Kendati gereja-gereja berbeda-beda dari segi teologi, eklesiologi, suku dan etnis, namun telah berusaha untuk membuka diri satu terhadap yang lainnya dan terus berjalan bersama dalam arak-arakan oikoumene. Gereja-gereja berusaha menampilkan kesatuan yang utuh, sehingga kesaksian dan pelayanannya dapat diwujudkan lebih nyata di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Ketika PGI (semula bernama DGI) sekarang berusia 62 tahun, 88 sinode gereja telah bergabung di dalamnya. Fakta ini  sungguh memperkaya kehidupan beroikoumene, kendati doa Yesus, “…supaya mereka menjadi satu…” (Yoh.17:21) belum sepenuhnya terpenuhi. Namun kita bertekad untuk tidak mempertentangkan perbedaan-perbedaan di antara kita. Sebaliknya, kita memahaminya sebagai kekayaan bersama. Oikoumene in action terus kita laksanakan, seraya menerima berbagai konsensus dan komitmen bersama sebagaimana antara lain termaktub dalam Dokumen Keesaan Gereja. Kita juga belajar terbuka kepada saudara-saudari umat beriman lain yang tidak tergabung di dalam PGI. Pada tanggal 7 Oktober 2011, bertepatan dengan diselenggarakannya Pertemuan II Global Christian Forum di Manado, Indonesia, secara bersama-sama kita telah mendeklarasikan “Forum Umat Kristen Indonesia” (FUKI) sebagai wujud saling membagi kekayaan spiritual bersama.
  2. Pilihan tema Bulan Oikoumene tahun ini didorong oleh kondisi dan situasi masyarakat, bangsa dan negara kita, yang di dalamnya kita bersaksi dan melayani. Secara khusus, Konsultasi Teologi yang baru saja diselenggarakan ikut mengilhami pemilihan tema ini. Berbagai peristiwa penting yang terjadi akhir-akhir ini, mau tidak mau menuntut peranan gereja untuk bersaksi di dalamnya. “Dipanggil untuk terus menyatakan keadilan dan perdamaian”, diilhami oleh nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi, khususnya Filipi 4:8, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”  Rasul Paulus mendorong pemikiran dan perilaku berdasarkan etika kristiani. Apa yang benar, apa yang adil, apa yang patut, semuanya itu mestinya bukan sekadar dipikirkan, tetapi sekaligus dilakukan oleh orang-orang percaya di manapun berada. Panggilan mewujudkan keadilan dan perdamaian melampaui batas-batas denominasi dan gereja. Bahkan inilah panggilan kenabian gereja di tengah-tengah dunia yang terus bergumul dengan perjuangan mewujudkan keadilan dan perdamaian. Kita percaya, dengan curahan Roh Kudus, gereja-gereja di Indonesia dimampukan berlaku dan bertindak atas dasar etika kristiani tersebut, di mana keadilan dan perdamaian dinyatakan.
  3. Masyarakat, bangsa dan negara kita sedang berada dalam pergumulan besar. Khususnya di bidang perekonomian dicatat adanya kemajuan besar. Tetapi pada saat yang sama jumlah orang-orang miskin makin bertambah. Ini mengindikasikan bahwa pembangunan ekonomi tidak berpihak kepada orang-orang miskin dan yang lemah secara ekonomis. Peristiwa yang baru saja kita alami berupa unjuk rasa di mana-mana sebagai protes terhadap rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak memperlihatkan kebenaran sinyalemen ini. Kita mendorong pemerintah dan semua pengambil keputusan di negeri ini untuk lebih berpihak kepada kepentingan rakyat. Alkitab menyaksikan bahwa Allah selalu berpihak kepada yang lemah dan tidak berdaya. Secara eksplisit Allah memerintahkan para pemimpin untuk “melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas…orang lemah, dan orang miskin” (Mz. 72:12-14). Bahkan lebih tegas lagi dilarang untuk “memeras pekerja harian yang miskin dan menderita” (Ul.4:37-40; Yer.29:7).
  4. Apabila gereja-gereja menyatakan keadilan dan perdamaian, maka itulah refleksi dari wujud keberpihakan Allah kepada kehidupan semua makhluk ciptaan-Nya, lebih-lebih terhadap yang menderita, tersisih, dan tertindas. Dalam konteks bangsa kita, wujud keberpihakan ini mesti diarahkan kepada orang-orang miskin, penganut agama-agama yang tidak leluasa menyatakan imannya di muka umum karena tekanan-tekanan, penduduk daerah-daerah tertinggal dan yang mendiami wilayah-wilayah perbatasan, para pekerja migran, mereka yang berkebutuhan khusus, korban bencana alam, orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS, LGBT (lesbian, gay, biseksual, transjender/transseksual), kaum perempuan yang mengalami diskriminasi dan penindasan, para korban perdagangan manusia, dan semua yang mengalami penderitaan dalam jenis apapun. Kepeduliaan terhadap lingkungan yang adalah penunjang kehidupan harus diarahkan kepada pencegahan perusakan hutan tropis, pemusnahan margasatwa, eksploitasi sumber daya alam, polusi dan pemanasan global.
  5. Gerakan oikoumene kita memang telah menempatkan kita dalam arak-arakan bersama. Namun harus diakui, kebanyakan praktek beroikoumene kita cenderung masih sebatas seremonial. Maka adalah tantangan dan panggilan kita bagaimana gerakan oikoumene mewujud juga dalam karya-karya sosial yang menjawab kebutuhan gereja dan masyarakat. Gejala-gejala perpecahan di dalam gereja tentulah ‘menyumbang secara negatif’ terhadap upaya kebersamaan di dalam aksi ini. Karena itu dalam semangat kebersamaan gereja-gereja Tuhan, kiranya perayaan Bulan Oikoumene ini kembali menjadi momentum yang mengingatkan kesejatian panggilan kita selaku Tubuh Kristus, yaitu “menjadi satu”.
Pada akhirnya, dalam momentum perayaan ini dan dengan semangat peringatan hari pencurahan Roh Kudus (Pentakosta) ini kami mengajak gereja-gereja untuk:
Pertama, semakin memantapkan langkah bersama tanpa mengenal lelah memperkuat persekutuan di dalam wadah PGI guna mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa. Piagam Saling Mengakui dan Saling Menerima (PSMSM) yang telah disepekati bersama tetap menjadi kerangka acuan kita bersama. Seraya kita juga percaya bahwa semua warga gereja, khsususnya generasi muda, perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan semangat oikoumenis melalui berbagai cara.
Kedua, menyatakan sikap pemihakan yang jelas terhadap orang miskin, sikap kritis terhadap proses perumusan dan pemberlakuan kebijakan ekonomi, serta sikap hidup jujur, hemat, dan kerja keras. Seluruh perilaku itu harus mewujud di dalam kehidupan pribadi, keluarga, komunitas, masyarakat dan negara, seraya tetap waspada atas dampak-dampak negatif dari sistem ekonomi pasar bebas dan (neo)-kapitalisme, dan mendorong  upaya-upaya ekonomi yang berkeadilan.
Ketiga, menanggapi panggilan Allah bagi gereja untuk memihak kepada kehidupan, baik dalam relasi oikoumenis mau pun dalam relasi dengan sesama ciptaan. Ini berarti gereja-gereja dan gerakan oikoumenis diminta untuk memberi perhatian yang lebih serius kepada realitas-realitas ketimpangan yang ada, misalnya daerah-daerah tertinggal dan perbatasan, pekerja migran, perdagangan manusia, orang berkebutuhan khusus, korban bencana alam, dan semua mereka yang menderita. Kepedulian terhadap lingkungan perlu semakin ditingkatkan dan diarahkan kepada pencegahan pengrusakan alam, eksploitasi sumber daya alam, polusi dan pemanasan global, sehingga bumi ini benar-benar menjadi “rumah” (oikos) bersama.
Demikianlah pesan dan harapan di Bulan Oikoumene 2012 ini. Tuhan kiranya memberkati segala upaya kita dalam mewujudkan keesaan gereja-gereja Tuhan di Indonesia. Selamat merayakan Bulan Oikoumene 2012.

Jakarta, Mei 2012
Atas nama,
MAJELIS PEKERJA HARIAN PGI



Pdt.Dr.Andreas A.Yewangoe                Pdt.Gomar Gultom, M.Th
Ketua Umum                                     Sekretaris Umum

No comments: