Wednesday, March 13, 2013

Paus Baru, Paus Franciscus

Cardinal Jorge Mario Bergolio, SJ terpilih menjadi Paus Franciscus


Telah terpilih pemimpin umat Roma Katolik sedunia, Paus Franciscus, tadi subuh, 14 Maret 2013. Dalam sistim papalisme pemerintahan Gereja Roma Katolik, uskup Roma adalah penerus Rasul Petrus, yang menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, wakil Kristus di bumi. Berikut catatan seorang pastor terkemuka Indonesia mengenai Sri Puas yang baru:


Habemus Papam

Pagi ini jam 01.6 WIB atau jam 19.06 waktu Roma telah terpilih Cardinal Jorge Mario Bergolio, SJ. Kardinal dari Buenos Aires. Umur 76 tahun, paus ke 266.
Keturunan imigran itali dari Piemontese. Paus pertama seorang yesuit. Dia adalah kardinal yang berseberangn dengan kardinal Ratzinger.
Apa yang dia katakan sewaktu dia diperkenalkan kepada publik: “Saudara saudariku selamat sore, tahukah anda bahwa tugas dari konklaf adalah memilih uskup Roma kelihatannya bahwa saudara saudarku para kardinal harus pergi jauh mengambil seseorang dari ujung dunia... apaboleh buat saya sekarang berada disini”.
Dari penampilan pertamanya yang tidak hanya memberi berkat tetapi juga meminta supaya kita semua berdoa dan meminta berkat dari Tuhan baginya merupakan ungkapan mudah mudahan paus ini adalah paus yang merakyat. Di buenosaires dia adalah terkenal sebagai kardinal yang cukup sederhana. Dia memilih tinggal disebuah rumah yang sedrhana daripada istana keuskupan yang megah. Dia selalu menyetir mobilnya sendiri dan juga memasak makanannya sendiri. Orang yang cukup dekat dengan komunitas teologi pembebeasan.
Ungkapan kesederhanaannya nampak dari nama yang dia pilih franciscus. Kita semua tahu siapa st. Franciscus Asisi tetapi juga bisa diinterpretasikan sebagai kependekan dari Franciscus Xaverius. Dengan demikian dua hal bisa dikatakan bahwa dia adalah orang yang membawa Gereja agar lebih sederhana seperti Fransiskus Asisi tetapi dilain pihak missioner seperti Fransiskus Xaverius.
Kesederhaannya juga nampak sewaktu dia meminta doa doa dari seluruh dunia dimana dia tidak hanya menundukkan kepala tetapi juga membungkukan badannya. Memakai stolanya sendiri sewaktu mau memberi berkat dan memegang microphone sendiri. Ini semua menjadi ungkapanungkapan kecil dari kesederhaannya. Pasti tidak mudah bagimya untuk hidup di belakang tembok vatikan yang penuh dengan formalitas. Memang benar bahwa kita harus mendoakannya agar dia bisa bertahan. Disamping itu dia adalah anggota Serikat Jesus, kiranya juga tidak mudah bagi SJ. Serikat menjadi sorotan seluruh dunia juga. Namun demikian ini adalah kesempatan bagi SJ untuk membantu Gereja dengan lebih sehingga dunia ini menjadi lebih damai dan lebih mendekati apa yang dicita citakan Tuhan.
bsm

No comments: