Tuesday, January 15, 2013

Perayaan 24 tahun Mattiro Baji

Perjamuan Kasih peringatan 24 tahun jemaat GKSS Mattiro Baji


Pada tanggal 15 Januari 2013 mulai jam 17.30 berlangsung kebaktian syukur peringatan 24 tahun berdirinya jemaat GKSS Mattiro Baji (1988-2012) di gedung gerejanya di kompleks TC GKSS Jl Arung Sanrego, Mandai.

Kebaktian syukur diselenggarakan dalam bentuk refleksi dan perjamuan kasih. Ditegakkan di tengah ruangan gereja sebatang pohon pisang, dihiasi bermacam buah. Sebelum hadirin mengambil buah untuk diserahkan kepada warga lain sebagai pelayanan, sejumlah tokoh jemaat memberikan refleksi atas 24 tahun jemaat ini. Ada penilaian terhadap perkembangannya dari jemaat kecil yang terbentuk sebagai cabang kebaktian jemaat Baji Pa'mai' Maros, yang kemudian mandiri dan bahkan sudah sempat melahirkan jemaat baru, jemaat Oikoumene Sudiang. Termasuk perkembangannya adalah kemampuan finansil dalam mendirikan gedung gereja dan dalam membantu jemaat-jemaat lain melalui kemitraan pembiayaan gaji pendeta. Berbagai pelayanan ke jemaat-jemaat di pedalaman juga diungkapkan. Tetapi juga diungkapkan kritik terhadap melemahnya persekutuan bersama pemuda, perempuan dan anak-anak; masing-masing seolah berjalan sendiri. Setelah ibadah syukur dan perjamuan kasih, acara dilanjutkan dengan makan bersama makanan yang disediakan oleh masing-masing warga jemaat.

Entah mengapa untuk jemaat ini dipilih nama Mattiro Baji  -- bahasa Makassar yang bermakna melihat kebaikan, atau bisa juga menampakkan kebaikan. Rujukan alkitabiah ungkapan ini terdapat dalam Mazmur 34: 9, sebagaimana tercantum di bawah judul blog ini. 

Terjemahaman ayat ini dalam bahasa Bugis dan bahasa Makassar mengikuti terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS), tanpa kata-kata "dan lihatlah":

Bugis: Pérasai kalému pékkugi kessinna PUWANGNGE, masennangngi tau iya mallinrungngé ri Aléna.
Makassar: Kasia'mi kalennu antekamma baji'Na Batara,mate'nei tau ma'la'langa mae ri Ia.
BIS: Rasakanlah sendiri betapa baiknya TUHAN, berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.
 Sedangkan Bahasa Toraja dan Terjemahan Baru mengikuti teks Ibrani:
Toraja: Perasaimi sia tiromi, kumua iatu PUANG masokan; maupa' tu to umpentirerung
TB: Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
RSV: O taste and see that the LORD is good!Happy is the man who takes refuge in him!  (Psa 34:8 RSV)

Pohon Pisang?
Mungkin pilihan menegakkan pohon pisang hanya pilihan praktis. Namun dalam berbagai tradisi religius Indonesia pisang tergolong sangat penting; buah pisang selalu disertakan dalam upacara sakral. Pohon pisang juga mengandung falsafah kehidupan.

Selamat ulang tahun Mattiro Baji.

No comments: