Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! (Mazmur 34:9)
Thursday, December 13, 2012
Natal Jemaat Mattirobaji 17 Des 2012
Jemaat GKSS Mattirobaji merayakan Natal pada 17 Desember 2012 di gedung gereja Kompleks TC GKSS, Jl. Arung Sanrego. Sebagaimana setiap tahun, Natal dilangsungkan lebih awal karena kebanyakan warga jemaat pulang kampung (Soppeng, Todaja, Selayar, dll) merayakan Natal dan Tahun Baru. Natal diselenggarakan sesuai tema Natal Nasional: "Allah telah Mengasihi Kita" (1Yo 4: 19). Subtema: "Menjalin Harmonisasi dalam Pelayanan dan Pro-aktif Mendorong Pertumbuhan Jemaat".
Friday, November 2, 2012
Fokus Pada Keluarga
http://www.fokuspadakeluarga.cc/ |
Media Pelayanan
Bersama afiliasi kantor-kantor Focus On The Family di 15 negara, Fokus Pada Keluarga memberikan pendidikan mengenai masalah-masalah keluarga melalui :
Radio : Penyiaran program radio ”Tips 2 Menit” dan ”Talk Show” berdurasi 45 menit melalui station Radio Swasta maupun Radio Republik Indonesia dan Radio Voice Internasional yang kesemuanya dalam Bahasa Indonesia.
Televisi : Penayangan Tips Keluarga melalui Station TV U Channel (Indovision Channel 69)
Majalah & Koran : Penulisan artikel dan tips keluarga di beberapa koran dan majalah.
Konseling : Layanan konsultasi baik melalui telpon maupun surat atau email.
Produk Buku, Majalah, dan Video : Fokus Pada Keluarga menyediakan buku-buku, majalah, dan video yang bermutu yang diterbitkan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa, Inggris untuk semua usia.
Seminar : Fokus Pada Keluarga secara berkala mengadakan seminar-seminar dengan topik-topik yang disesuaikan dengan kebutuhan, baik untuk remaja, pasangan suami istri, maupun para orangtua.
Friday, October 26, 2012
Tema Natal PGI & KWI 2012
Inilah Tema Natal PGI & KWI 2012:
"Allah Telah Mengasihi Kita (1 Yoh. 4:19)."
Bagi gereja-gereja, lembaga-lembaga Kristen, dan Persekutuan Kristiani yang ingin menggunakan tema Natal ini, PGI dengan senang hati menyambutnya.
"Allah Telah Mengasihi Kita (1 Yoh. 4:19)."
Bagi gereja-gereja, lembaga-lembaga Kristen, dan Persekutuan Kristiani yang ingin menggunakan tema Natal ini, PGI dengan senang hati menyambutnya.
Sunday, October 14, 2012
Unta dapat masuk lobang jarum?
Bramantyo Prijosusilo Keduanya bersumber sama
Martin L Sinaga Betul, Saya bertemu dengan Abdel Haleem,
penerjemah Quran, dan menurt beliau terjemahan persisnya ialah tali...
Martin L Sinaga persisnya kata Haleem dalam Quran edisi
Oxford thn 2004, "thick rope", bagaimanakah tali tebal masuk lobang
jarum...lebih indah dari unta, bukan?
Made Supriatma Trims, Mas Tris. Saya baru tahu kalok Jamal
itu artinya Onta.
Johannes Silentio Martin L Sinaga mungkin lebih elok, tapi
mengurangi kesan shock therapy metafora itu...
Bramantyo Prijosusilo Metafora yang sama dikulak rungonkan
lewat gurun dan padang, disinari matahari dan bintang, jadi berbayang
berupa-rupa ... tapi sama
Martin L Sinaga Kayaknya Yesus memang tidak bicara seperti
koan Zen -sebab nalar Jahudinya yang materialistis tak bisa ia buang...
Johannes Silentio Martin L Sinaga atau kita, orang modern
ini, tak mampu menyelami metafora kuno yang suka menjungkirbalikkan rasionalitas?
Bramantyo Prijosusilo Keqnya Yesus bukan Yahudi deh, dia
orang Jawa. Keq Muhammad, juga orang Jawa mangkanya nggak boleh digambar ...
Alexander Surya Agung kalau singa masuk lubang kecil bisa
mas, di film MADAGASCAR 3 he..he..
Bramantyo Prijosusilo Werkudara mangsuk kupingnya Dewa Ruci
juga bisa padahal dia segede gunung Dewa Ruci bisa berdiri di telapak
tangannya.
Arya Darmaputra Kalau Jamaluddin artinya untanya Uddin?
Johannes Silentio Bramantyo Prijosusilo wong Jawa emang
topppp smile *colek Martin L Sinaga yang Batak smile
Ekaputra Tupamahu Dalam Babylonian Talmud, ada pernyataan yg
sejajar: "... seekor gajah masuk lewat lubang jarum." Metafora hewan
melewati lubang jarum kelihatannya adalah sesuatu yg umum dalam budaya Yahudi.
Satu lagi, bacaan kamelon (unta) punya dukungan manuskrip lebih kuat daripada
kamilon (tali).
Johannes Silentio Ekaputra Tupamahu terima kasih untuk
infonya. Kita mungkin perlu belajar mendengar metafora klasik apa adanya, dan
merasa kejutannya, tanpa harus bersusah payah mengeditnya sesuai rasionalitas
kita...
Ekaputra Tupamahu Oh iya, kebingungan antara unta/tali
sebenarnya bisa juga dijelaskan dengan akar bahasa Aramnya. Dalam bahasa Aram,
kata "gamla" bisa berarti tali atau unta. Kata ini sama mungkin
karena tali pada waktu itu dibuat dari rambutnya unta.
Manda Andrian lalu yang sungguh2 menjalani hidup beragama
yang seperti apa cheri wink ?
Johannes Silentio Manda Andrian yang untanya bisa masuk
lubang jarum... smile
Manda Andrian hahahaha grin
Zakaria Ngelow Bung Johannes Silentio, selama ini penjelasan
standar kepada warga jemaat adalah: yang dimaksud dengan "lubang
jarum" dalam percakapan Yesus dengan si orang kaya itu adalah pintu
gerbang (belakang?) kota Yerusalem yang kecil/sempit, sehingga para musafir
yang membawa unta memang sulit sekali menarik untanya masuk ke pintu yang
kecil/sempit itu -- yang tetap dibuka malam hari, ketika pintu gerbang besar
ditutup.
Johannes Silentio Bung Zakaria Ngelow, semoga lain kali
penjelasannya lebih kreatif :))
Malja Abrar Yg "kamelos" pakai logika Dionisian.
Yg "kamilos" pakai logika Apollonian. smile
Bramantyo Prijosusilo Yang jelas, metapora dari jaman ora
enak, wektu menungsha mingsih gumun dengan jarum.
Halomoan Manro Siburian yang sekadar beragama maksudnya
bagaimana ya?
Johannes Silentio Halomoan Manro Siburian orang yang sekadar
beragama adalah orang yang, walau sudah dibilang tak mungkin, masih tetap
memaksa untanya masuk lubang jarum... smile
Dina Ackermann Bung Zakaria Ngelow, saya pernah mendengar
seorang pastor juga berkata hal yang sama. Unta hanya akan bisa melewati
''lubang jarum'' itu, bila Si Unta meninggalkan seluruh barang/harta bawaannya
(kiri dan kanan). Artinya Orang kaya akan sulit sekali masuk Syurga bila
hatinya terikat dengan harga dunia. Hanya bisa bersama Tuhan di syurga, jika
tidak menjadikan harta sebagai Prioritas (tamak akan harta).
Theodora Magdalena Lubang jarum ("eye of the
needle") memang spt yg dibilang Zakaria Ngelow. QUoted from Wiki:
"eye of a needle" has been claimed to be a gate in Jerusalem, which
opened after the main gate was closed at night. A camel could only pass through
this smaller gate if it was stooped and had its baggage removed."
Ekaputra Tupamahu Ide bahwa ada gerbang kecil di Yerusalem
yg bernama lubang jarum itu kemungkinan besar datang dari Anselmus yg hidup
sekitar tahun 1033-1109. Tidak ada bukti arkeologis maupun teks2 kuno yg
mendukung pandangan ini.
Zakaria Ngelow Terima kasih kawan-kawan: Bung JS meminta
penjelasan yang lebih kreatif? Bukan, melainkan penjelasan yang benar atau
mendekati kebenaran maksud teks itu. Kita perlu penjelasan, misalnya mengapa
ungkapan seperti itu muncul dalam suatu kebudayaan -- yang untuk kasus ini
tidak hanya di kalangan Yahudi, tetapi juga (kemudian?) Arab dan sebelumnya di
Babilonia (gajah, bukan unta). Kalau benar, seperti yang ET katakan, bahwa
penjelasan Lobang Jarum adalah nama suatu gerbang di Yerusalem dari St.
Anselmus (tq ET), seribu tahun kemudian, tak apa asal memberi penjelasan yang
masuk akal, bukan sekadar yang creatif (dikreasi alias dibuat-buat supaya
hebat!). Penjelasan "yang kurang kreatif" itu justru bunyi di telinga
warga jemaat, bahwa orang kaya bukannya tak mungkin melalinkan sukar sekali (tq
info tambahan DA dan ThM). Maka tugas para pakar terkait untuk menjelaskan
ungkapan seperti ini. Yesus selalu memakai pengandaian dari kehidupan yang
nyata, tidak absurd --sekiranya Lobang Jarum bukan nama atau sebutan untuk
suatu pintu sempit itu. Have a nice day all.
Johannes Silentio Terima kasih untuk semua komentar dan info
menarik yang diberikan, sehingga Zakaria Ngelow makin "kreatif" di
dalam menjelaskan...hehehe. Kata "kreatif" di situ bukan berarti
"dibuat-buat", tetapi berangkat dari teks yang ada (tanpa harus menyuntingnya
sesuai rasionalitas modern ala ekseget yang saya kutip), membuka pemaknaan
baru. Misalnya, Rm Gianto mengaitkan soal itu dengan soal bahwa hanya Allah
Sang Pelantan (istilah bagus yang saya pelajari dari Djohan Effendi) yang tahu
apakah seseorang (dalam cerita Yesus adalah orang kaya) memang sungguh-sungguh
mau menghidupi jalan rohani, atau sekadar ikut aturan keagamaan. Saya kira,
pesan Qur'an soal "lubang jarum" juga sama.
Pdt. Agus Santoso, ahli biblika, dosen di STT Cipanas, memberi catatan berikut:
Saya mau komentari pandangan yang selama ini beredar di masyarakat, yaitu tentang "lubang jarum" yang dipercayai sebagai pintu kecil di pintu gerbang Yerusalem. Menurut saya, pandangan ini sangat muda, karena baru muncul pada abad ke-10. Itu pun muncul tidak di Israel. Waktu saya penelitian arkeologi di Yerusalem beberapa kali, istilah "lubang jarum" bagi pintu itu sama sekali tidak dikenal di kalangan orang Yahudi, baik dulu (melalui artefak-artefak) maupun sampai saat ini. Pandangan ini hanya beredar di sekitar para "pilgrim" yang "naik haji" ke sana, sambil dibohongi oleh para pemandu wisata. Pandangan yang lebih realistis bisa didapatkan dari studi etimologi bahasa Aram Barat untuk kata "gamla" (karena kan Yesus berbicara dalam bahasa Aramik). Kata "gamla" memang dapat diartikan sebagai "onta" namun dapat juga diartikan "tali". Yang menjadi persoalan adalah penulis Injil menerjemahkan kata-kata Yesus ini dengan "kamelos" (onta) dan bukan "kamilos" (tali). Secara kritik teks, teks yang berbunyi "kamelos" memang asli, karena tidak ada teks-teks turunan yang lain maupun terjemahannya yang menulis "kamilos" atau "tali". Jadi menurut saya, teks yang berbunyi "kamelos" adalah asli. Sehingga jawaban atas persoalan itu begini:
1. Penulis Injil memang salah menerjemahkan kata "gamla" dari Yesus, karena yang dimaksud oleh Yesus adalah "tali".
2. Memang yang dimaksud Yesus dengan "gamla" adalah onta. karena ada juga peribahasa yang sama di wilayah bahasa semit seperti "gajah masuk lobang jarum".
Dari dua jawaban tadi saya lebih kepada yang pertama. Mungkin yang dimaksud "gamla" oleh Yesus adalah tali, karena peribahasa ini akan jalan kalau dipakai dengan "tali". Juga mengingat dalam akar bahasa semit yang menunjukkan kata onta dan tali memiliki akar kata yang sama, maka pantaslah kalau seringkali terjadi pergantian antara kedua kata tersebut.
Ini pak pendapat saya.
***
Saturday, September 22, 2012
Persekutuan Kaum Bapak (PKB) Mattiro Baji
Pnt Soleman Kalebu (Bendahara) dan Pnt Kurnaini Alwi (Ketua) |
Tanggal 9 September 2012 dibentuk pengurus Persekutuan Kaum Bapak (PKB) GKSS Jemaat Mattirobaji sebagai berikut:
Ketua : Pnt.
Kurnaini Alwi
Wakil Ketua : Demma
Tarra
Sekretaris :
Jupri
Bendahara : Pnt.
Soleman Kalebu
Bid. Pelayanan: Gayus
Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. (Kol 3:18-21)
Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. (Kol 3:18-21)
Pembinaan Presbiter se-GKSS
Tanggal 20-22 September 2012 di Pusat Pembinaan GKSS mandai berlangsung Pembinaan Presbiter se-GKSS diikuti sekitar 50 diaken, pendeta, dan penatuan jemaat-jemaat GKSS. Materi pembekalan al. menyangkut Tata Gereja, penyusunan Khotbah, dan Pelayanan Gereja. Beberapa foto berikut memperlihatkan foto bersama, dan beberapa foto diskusi kelompok.
Peserta Pembinaa Presbiter se-GKSS |
Ketua Komisi Pembinaan, Pdt Ike Ngelow, menyampaikan sambutan |
Monday, September 3, 2012
Pelatihan Perempuan Gereja
Keterlibatan perempuan dalam pelayanan gereja tentunya bukan hal yang asing
dan tidak perlu dipertanyakan lagi.
Dalam peran dan tugas yang padat sebagai ibu rumah tangga, domestik
maupun publik, perempuan gereja senantiasa meluangkan waktu dan tenaga serta
pengorbanan lainnya demi pelayanan dalam gereja.
Secara kasat mata, jumlah perempuan lebih mendominasi dari pada kaum
bapak/pria dalam ibadah-ibadah atau kegiatan gerejawi lainnya; sayangnya jumlah bukan menjadi
ukuran sumberdaya. Kualitas tetap
menjadi hal utama dalam hal ini, karena itu dirasa perlu oleh pengurus Persekutuan Wanita Gereja Kristen Sulawesi Selatan (PW GKSS) Klasis Bulusaraung untuk
menyelenggarakan sebuah Pelatihan Kepemimpinan Perempuan lingkup Klasis Bulusaraung.
Pelatihan Kepemimpinan Perempuan ini diseleggarakan atas kerjasama tiga
lembaga, yakni; Pengurus PW GKSS
Klasis Bulusaraung, Yayasan Pelayanan Holistik Allamahabah (YPHA) dan Yayasan
Oase Intim. Kegiatan yang
diselenggarakan di pendopo YPHA, jln
Arung Teko ini dihadiri oleh 36 peserta (33 peserta dari jemaat-jemaat di
Klasis Bulusaraung dan tiga orang dari jemaat tetangga POUK Kanaan)
Sisca Dalawir Dalam Materi Public Speaking dan Kepribadian Perempuan Kristen |
Empat hari pelaksanaan,14-17Agustus 2012 tidak memudarkan semangat para
peserta, meski kerinduan kepada keluarga masing-masing tentu merasuk
sukma. Beberapa materi yang disajikan
disesuaikan dengan kebutuhan para peserta sesuai hasil rapat persiapan
sebelumnya.
Farida Pelupess (kiri) bersama Hj. Dra. St. Hadawiah (kanan) |
Di antara materi
yang dibahas adalah ketrampilan public speaking dan aspek-aspek kepribadian perempuan (Kristen) difasilitasi Sisca Dalawir; masalah-masalah perempuan dalam keluarga dan
masyarakat dari perspektif hukum oleh Lusy Palulungan. Seorang tokoh
pengurus Aisyiyah Propinsi Sulawesi Selatan, Hj. St. Hadawiah, memperkenalkan organisasi perempuan Islam dan
kegiatan-kegiatannya. Seorang tamu dari Australia, Henk , juga memperkenalkan
tantangan pelayanan perempuan Kristen di negerinya, yang sudah sangat
dipengaruhi nilai-nilai sekuler. Sharing
ini bertujuan untuk menambah wawasan para perempuan dalam pelayanan yang tidak
hanya terfokus pada pelayanan di dalam tembok gereja tapi juga bagi masyarakat
secara lebih luas.
Akhirnya, kegiatan yang dibuka oleh Majelis Pekerja Klasis Bulusaraung
(Pnt. Petrus Rani) dan juga ditutup oleh MPK Klasis Bulusaraung (Pdt. Armin
Sukri) pun berakhir tepat pada hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agutus 2012.
Pada akhir kegiatan, saya menyempatkan untuk mewawancarai beberapa Ibu
untuk dimintai pendapat seputar proses. Menurut pengakuan Ibu Martina dan Ibu
Ester dari jemaat GKSS Sudiang,
seluruh proses yang berlangsung selama beberapa hari sudah sangat memuaskan dan
berharap masih akan diadakan lagi. Salah
satu materi yang sangat berkesan dan dapat segera dipraktekkan adalah materi Public Speaking dan Kepribadian Kristen,
karena pada sessi ini para peserta dibekali dengan berbagai aspek etiket pergaulan. Selain itu, Ibu Agustina dan Ibu Dorkas dari Jemaat GKSS Baji Pa’mai Maros menyarankan waktu
pelaksanaan ditambah dan jika diadakan lagi perlu diadakan pada saat libur.
Bagi mereka banyak hal yang menjadi pelajaran dari pelatihan ini. Dari beberapa
peserta yang minta pendapat menyarankan supaya Kesehatan Reproduksi menjadi salah
satu materi pada pelatihan selanjutnya.
[Jenifer]
Ny. Abidin Ato, saat menafsirkan Alkitab |
Peserta dari POUK Kanaan saat memimpin permainan |
Wednesday, August 8, 2012
Ketika Jemaat Betel Sambueja Peringati HAN…
Jalan Dg Sirua, Makassar, Minggu siang, (22/7). Keceriaan
bertebaran di dalam sebuah ruangan kecil berukuran 4 x 6 meter. Sekitar 30
bocah duduk dengan rapi meski kondisi ruangan tersebut cukup sempit dan pengap.
Di depan bocah-bocah itu, berdiri seorang bapak. Dia
adalah Abner Nibeli, Pendeta
Jemaat Betel Sambueja Gereja Kristen Sulawesi Selatan (GKSS). Pdt. Abner didampingi istrinya, Majelis Jemaat Betel Sambueja
dan juga Sri Kusumawati, salah seorang guru pengajar bocah-bocah tersebut.
“Anak-anak, siapa yang rajin belajar?” tanya Pdt Abner
dengan nada lembut. Pertanyaan itu langsung disambar acungan tangan dan
teriakan sebagian bocah, “Sayaaa….” Pendeta GKSS ini bertanya lagi, “Siapa yang
suka membantu mamanya menyapu halaman rumah setiap hari?”
Bocah-bocah yang sebelumnya diam saja kini berebutan
mengacungkan tangan dan berteriak penuh semangat, “Sayaaa… Sayaaa!”
“Anak-anak sekalian, kita berkumpul disini karena
anak-anak rajin belajar. Makanya Tuhan menyuruh Bapak Abner bertemu dengan
anak-anak disini, mau kasih hadiah. Jadi kalau nanti pulang ke rumah, bilang ke
orang tua, bapak-ibu, ini hadiahku selama saya belajar,” ujar Pdt Abner. “Terima
kasiiih…” seru bocah-bocah itu dengan riang.
Suasana itulah yang tergambar ketika Jemaat Betel
Sambueja memperingati Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap 23 Juli.
Warga jemaat, majelis dan pendeta memperingatinya dengan mengunjungi anak-anak
jalanan dan anak kurang mampu. Mereka membagi-bagikan paket sembako dan pakaian
layak pakai yang dikumpul oleh warga jemaat.
Disaat pemerintah menunda perayaan Hari Anak Nasional
tahun ini, hingga September mendatang, Jemaat Betel Sambueja justru
merayakannya lebih awal, sehari sebelum tanggal yang ditetapkan. Mereka
mengajak warga jemaat, termasuk anak-anak sekolah minggu untuk terlibat dalam
aksi memperingati Hari Anak Nasional.
“Kita mau perlihatkan bahwa kita semua bersaudara. Kita
mau perlihatkan kepada anak-anak kita bahwa di luar sana, ada teman mereka,
saudara mereka yang berkekurangan, membutuhkan bantuan. Semoga bantuan ini
memberi manfaat kepada warga disini, sembako yang kita berikan bisa dipakai
untuk berbuka puasa,” ujar Helfri Kapojos, salah seorang Majelis Jemaat Betel
Sambueja.
Memperingati Hari Anak Nasional tak perlu dengan kemewahan,
tapi dengan kesederhanaan, mengekspresikan kepedulian terhadap sesama. Ya, Jemaat
Betel Sambueja telah melakukannya. Mereka tidak memandang latar belakang agama,
suku dan sebagainya. Karena kasih tidak memandang kepada siapa kita menjatuhkan
rasa. (SRIYANTO)
Ada
8 butir pandangan anak Indonesia hasil Kongres Anak Indonesia XI, di Batam,
9-14 Juli lalu. Ini dia suara mereka:
1. Kami
anak Indonesia mengusulkan kepada pemerintah agar pendidikan tentang kesehatan
reproduksi remaja dimasukkan dalam kurikulum pendidikan serta meningkatkan
pengawasan terhadap pornografi.
2. Kami
anak Indonesia meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan kualitas tenaga
pendidik, pemerataan fasilitas pendidikan, menyediakan program wajib belajar 12
tahun secara gratis agar tercipta pemerataan kualitas pendidikan bagi seluruh
anak Indonesia tanpa diskriminasi.
3. Kami
anak Indonesia mengusulkan agar pemerintah melakukan pemerataan fasilitas
sarana dan prasarana (listrik, tansportasi, komunikasi) khususnya di daerah
terisolir agar anak-anak yang terisolir dapat berinteraksi dengan
teman-temannya yang berada di daerah lain.
4. Kami
anak Indonesia memohon kepada pemerintah untuk membangkitkan kembali permainan
tradisional dan edukatif Indonesia, serta mengawasi secara ketat pengaksesan
game online dan siaran media elektronik yang tidak layak untuk anak.
5. Kami
anak Indonesia memohon kepada pemerintah untuk meningkatkan pengawasan yang
lebih ketat terhadap segala bentuk peredaran narkotika, psikotropika, miras dan
zat adiktif lainnya, termasuk rokok sebagai bentuk perlindungan terhadap anak.
6. Kami
anak Indonesia memohon agar pemerintah menyediakan layanan internet gratis
khusus anak-anak (mobil internet, rumah internet, user ID khusus anak-anak)
agar anak-anak di seluruh Indonesia saling terhubung.
7. Kami
anak Indonesia memohon agar pemerintah dan masyarakat turut mendukung
terpenuhinya hak partisipasi anak tanpa diskriminasi.
8. Kami
anak Indonesia memohon agar pemerintah menindaklanjuti dan mengimplementasikan
suara anak Indonesia dalam pengambilan kebijakan terkait anak.
Subscribe to:
Posts (Atom)