Euforia EURO 2012 telah berakhir, GKSS pun menulis kisah baru tentang dirinya dalam ajang GKSS Futsal Cup 2012. Kompetisi futsal yang digelar di Glora Sudiang, 7 Juli 2012 itu berakhir dengan berbagai cerita.
Oleh:
SRIYANTO
Ada tawa, ada sedih. Ada yang senang dan gembira, ada
juga yang kecewa. Tak sedikit pula yang galau. Ekspresi-ekspresi itulah yang
mewarnai event GKSS Futsal Cup 2012, 7 Juli lalu.
Mungkin yang paling bergembira diajang tersebut adalah pemain
dan suporter Bethel Sambueja. Ya, tim mereka berhasil menjadi kampiun GKSS
Futsal Cup 2012. Tapi sayangnya, suporter yang paling heboh itu merupakan
suporter “naturalisasi”. Mereka adalah anak-anak warga setempat yang diminta
meneriakkan yel-yel mendukung Bethel Sambueja.
Berbeda pula dengan para pemain. Jika tim mereka menang,
menjadi spirit untuk pertandingan selanjutnya. Tapi tak sedikit pula, ketika
tim kalah, mereka mencari-cari kesalahan. Dan, ujungnya mengarah ke wasit yang
dijadikan ‘kambing hitam’ atas kegagalan tim.
Kemenangan memang penting. Tapi bukan itu sebenarnya yang
ingin dicapai dalam GKSS Futsal Cup 2012. “Ini ajang untuk saling mengenal,
menjalin kebersamaan sesama pemuda GKSS. Jadi mencari kemenangan bukan yang
utama,” ujar Ari, salah seorang pemain Pangkajene Pangkep kepada penulis.
Meski diwarnai berbagai pelanggaran, pemain yang cedera,
tetapi tidak ada dendam. Ya, inilah salah satu ajang yang mempersatukan pemuda
GKSS. Siapa saja bisa kalah, tetapi jika ia mampu bangkit dan memetik pelajaran
dari setiap kekalahan, ia lebih dari pemenang.
Kariango “Dibetel” oleh
Sambueja
Tim futsal Jemaat Bethel Sambueja berhasil menjuarai
turnamen GKSS Futsal Cup 2012 yang berlangsung di Glora Sudiang, 7 Juli 2012. Bertemu
di laga final 2 x 15 menit, Jemaat Damai Kariango “dibetel” oleh Lukas dkk dengan
skor 3-2.
Sejak awal, banyak pihak sudah memprediksi tim Bethel Sambueja
bakal bertemu tim Damai Kariango di laga final. Pasalnya, kedua tim mempunyai
materi pemain di atas rata-rata pemain tim lain, kekuatan fisik salah satunya.
Menempati grup A yang merupakan grup ‘maut’, Bethel
Sambueja tampil luar biasa. Dari empat kali bertanding, tim “Julu Siri”
berhasil memetik poin penuh dengan empat kali menang atas lawan-lawannya.
Pada pertandingan pertama melawan Baji Pa’mai Maros,
Lukas dkk berhasil meraih kemenangan dengan skor 4-2. Selanjutnya membungkam
Mattiro Baji 5-1, menaklukkan Pandang-pandang 4-1, dan membuyarkan harapan
Kertago masuk ke semifinal dengan skor 3-1. Dengan hasil tersebut, Bethel
Sambueja menjadi juara grup A dengan 12 poin dan disusul Mattiro Baji sebagai
runner up dengan 9 poin.
Sementara di grup B, tim Damai Kariango berhasil menjadi
juara grup dengan nilai 7 poin. Mereka berhasil melumat tim dari Pangkajene Pangkep
dengan skor 7-3, bermain imbang melawan Makkio Baji 5-5, dan menaklukkan
Oikumene Sudiang 7-1. Sebenarnya Damai Kariango dan Makkio Baji sama-sama mengumpulkan
7 poin, namun Kariango unggul dalam hal produktifitas gol sebanyak 19 dibanding
Makkio Baji yang hanya 15 gol.
Di babak semifinal, juara grup A melawan runner up grup B
dan runner up grup A melawan juara grup B. Bethel Sambueja sebagai juara grup A
ditantang Makkio Baji yang datang dengan ambisi juara. Sedangkan juara grup B,
ketangguhan para pemain Damai Kariango ditantang runner up grup A, Mattiro Baji
yang mengandalkan pemain-pemain usia remajanya.
Laga semifinal pertama antara Damai Kariango melawan
Mattiro Baji berjalan dengan tensi tinggi. Mattiro Baji dengan pemain-pemain
usia remajanya yang tidak diunggulkan sejak babak penyisihan mampu membuktikan
bahwa mereka mampu membuat kejutan. Tampil baik sejak menit-menit awal babak
pertama, Jodhi dkk berhasil memimpin 2-0 atas Damai Kariango.
Tertinggal 0-2, membuat tim Damai Kariango tampil lebih ngotot.
Pelanggaran-pelanggaran keras pun semakin banyak mewarnai jalannya
pertandingan. Permainan keras yang diperagakan Damai Kariango membuat permainan
Mattiro Baji menjadi tidak fokus.
Puncaknya saat Darma, pemain Mattiro Baji mengalami
cedera cukup serius, ia tidak mampu lagi melanjutkan permainan dan harus dipapah
ke luar lapangan. Sejak saat itu, mental anak-anak Mattiro Baji yang didominasi
usia remaja menjadi drop dan kehilangan kekompakan.
Satu per satu pemain inti Mattiro Baji mengalami cedera
dan tidak mampu melanjutkan pertandingan. Tim Mattiro Baji akhirnya berhasil
dikalahkan dengan skor 9-3 dan harus mengakui ketangguhan Damai Kariango.
Sementara di laga semifinal kedua yang mempertemukan
juara grup A, Bethel Sambueja melawan runner up grup B, Makkio Baji. Pertandingan
berjalan cukup ketat, meskipun pada akhirnya tim Makkio Baji harus mengakui
keperkasaan Lukas dkk dengan skor 5-2.
Makkio Baji Patahkan
Dominasi Klasis Bulusaraung
Tim Makkio Baji pantas mendapat acungan jempol. Jika tim
lain membawa lebih dari 8 pemain, Makkio Baji membawa hanya 6 pemain (lima
pemain inti dan satu pemain pengganti). Hasilnya? Mereka mampu masuk babak
semifinal dan berhasil meraih juara III.
Sejak bertanding di babak penyisihan grup, Makkio Baji
sudah memperlihatkan permainannya yang membuat calon lawan mereka menjadi ciut.
Buktinya, Damai Kariango yang lebih diunggulkan mampu ditahan imbang oleh
Makkio Baji dengan skor 5-5.
Dengan keberhasilan Makkio Baji meraih juara III GKSS
Futsal Cup 2012, mereka sekaligus mematahkan dominasi tim-tim Klasis
Bulusaraung yang berlaga di turnamen ini. Dari empat besar semifinalis GKSS
Futsal Cup 2012, Makkio Baji satu-satunya wakil dari Klasis Makassar. Tiga di
antaranya dari Klasis Bulusaraung, yakni Bethel Sambueja, Damai Kariango dan
Mattiro Baji.
Sementara itu, tim Pangkajene Pangkep satu-satunya dari
Klasis Mappatuwo harus pulang tanpa poin bersama Baji Pa’mai Maros. Dari tiga
kali bertanding, Pangkajene tak sekalipun memetik kemenangan. Sementara Baji
Pa’mai Maros, juga tak pernah menang dari tiga pertandingan.
Sebenarnya tim Baji’ Pa’mai Maros bisa memiliki poin jika
mereka menang atau seri di pertandingan terakhir melawan Pandang-pandang.
Namun, baik menang atau seri, harapan Baji Pa’mai Maros masuk ke babak
semifinal tetap tertutup.
Tertutupnya harapan lolos ke babak semifinal, tim Baji
Pa’mai Maros tak lagi melakoni pertandingan terakhirnya melawan
Pandang-pandang. Mereka memilih meninggalkan arena kompleks Glora Sudiang.
Berbeda dengan Pangkajene Pangkep, meski tak satu pun
poin yang diraih, Ari dkk tetap melakoni semua pertandingan hingga selesai.
“Lebih baik kalah dalam bertanding daripada kalah sebelum bertanding,” kata Ari.
Tidak diunggulkan oleh banyak pihak, ternyata tim Mattiro
Baji mampu membuktikan bahwa mereka patut diperhitungkan pada turnamen GKSS
Futsal Cup kali ini. Banyak pihak lebih mengunggulkan tim Baji Pa’mai Maros
atau Kertago yang akan mendampingi Bethel Sambueja lolos ke babak semifinal
dari grup A.
Namun, prediksi tersebut dipatahkan Mattiro Baji. Hal ini
dibuktikan atas penampilan yang mengejutkan, mampu membungkam tim Kertago
dengan skor telak 4-1 pada penyisihan grup A.
Saat pertandingan melawan Baji Pa’mai Maros, mental
anak-anak remaja Mattiro Baji kembali diuji. Pada babak pertama, Jodhi dkk
tertinggal 0-2 dari Baji Pa’mai Maros. Namun hingga pertandingan berakhir,
Mattiro Baji mampu membalikkan keadaan dengan mempecundangi Isman dkk dengan
skor 5-4.
Pada laga terakhir melawan tim Pandang-pandang, Mattiro
Baji kembali membuktikan bahwa mereka memiliki mental juara meskipun didominasi
oleh pemain-pemain usia remaja. Dalam laga hidup mati tersebut, Mattiro Baji
kembali sempat tertinggal 0-2.
Namun dengan performa tim yang makin kompak diakhir
pertandingan, mereka mampu membalikkan keadaan dengan skor 5-2 untuk kemenangan
Mattiro Baji. Hasil ini membuat Mattiro Baji menjadi runner up grup A dan
membuat Pandang-pandang harus angkat koper.
Pemain Termuda GKSS Futsal
Cup 2012
Jika pada perhelatan EURO 2012 lalu, tim ‘Panzer’ Jerman
mendapat pujian karena materi-materi pemain mudanya, di event GKSS Futsal Cup
2012 juga tampaknya telah melahirkan deretan pemain-pemain muda berbakat.
Tim tersebut adalah Mattiro Baji. Didominasi oleh
pemain-pemain remaja, mereka mampu menjawab keraguan banyak pihak dengan mengalahkan
tim-tim dengan pemain usia 22-35 tahun dan lolos ke babak semifinal.
Para pemain-pemain remaja tersebut adalah Yosua CH Djalang
(15 tahun), Jodhi CH Djalang (13 tahun) pencetak 8 gol, Suwerdy Dwinandar
Gustian (14 tahun) pencetak 9 gol. Jodhi yang meski berpostur tubuh agak kecil,
namun ketajamannya di depan gawang mampu ia buktikan dengan koleksi 8 golnya.
Kordinator Tim Mattiro Baji, Frenky Wongkar mengaku salut
atas perjuangan para pemain hingga mampu masuk empat besar GKSS Futsal Cup
2012. Meskipun memiliki pemain-pemain usia muda, namun keberanian menurunkan
pemain-pemain usia remaja menjadi starting
membuktikan akan adanya regenerasi yang baik di skuad Mattiro Baji. “Mereka
juga bisa mendapat pengalaman dari sini,” kata Frenky.
Tak hanya dominasi pemain termudanya yang mendapat
pujian, Mattiro Baji juga berhasil didaulat oleh panitia sebagai Suporter
Terbaik. Sebenarnya tanda-tanda suporter terbaik, awalnya dipertontonkan oleh
Baji Pa’mai Maros. Namun mereka tidak mengikuti event hingga selesai karena tim
futsal Baji Pa’mai Maros harus pulang lebih awal.
Selain Baji Pa’mai Maros, kehebohan suporter Damai Kariango
juga berhasil membuat riuh kompleks Glora Sudiang, tempat pelaksanaan GKSS
Futsal Cup 2012. Namun karena datang terlambat, mereka gagal dinobatkan sebagai
suporter terbaik.
Dan, akhirnya pilihan sebagai Suporter Terbaik jatuh
kepada Mattiro Baji. Panitia menilai, karena kesetiaan mereka mendukung tim
Mattiro Baji yang bertanding, dari awal hingga turnamen GKSS Futsal Cup usai
dan ditutup dengan penyerahan piala pemenang oleh Pdt Yulianus Lamarang,
Sekretaris MPS GKSS. (anto_jurnalis@yahoo.co.id)