Inilah Tema Natal PGI & KWI 2012:
"Allah Telah Mengasihi Kita (1 Yoh. 4:19)."
Bagi gereja-gereja, lembaga-lembaga Kristen, dan Persekutuan Kristiani yang ingin menggunakan tema Natal ini, PGI dengan senang hati menyambutnya.
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! (Mazmur 34:9)
Friday, October 26, 2012
Sunday, October 14, 2012
Unta dapat masuk lobang jarum?
Bramantyo Prijosusilo Keduanya bersumber sama
Martin L Sinaga Betul, Saya bertemu dengan Abdel Haleem,
penerjemah Quran, dan menurt beliau terjemahan persisnya ialah tali...
Martin L Sinaga persisnya kata Haleem dalam Quran edisi
Oxford thn 2004, "thick rope", bagaimanakah tali tebal masuk lobang
jarum...lebih indah dari unta, bukan?
Made Supriatma Trims, Mas Tris. Saya baru tahu kalok Jamal
itu artinya Onta.
Johannes Silentio Martin L Sinaga mungkin lebih elok, tapi
mengurangi kesan shock therapy metafora itu...
Bramantyo Prijosusilo Metafora yang sama dikulak rungonkan
lewat gurun dan padang, disinari matahari dan bintang, jadi berbayang
berupa-rupa ... tapi sama
Martin L Sinaga Kayaknya Yesus memang tidak bicara seperti
koan Zen -sebab nalar Jahudinya yang materialistis tak bisa ia buang...
Johannes Silentio Martin L Sinaga atau kita, orang modern
ini, tak mampu menyelami metafora kuno yang suka menjungkirbalikkan rasionalitas?
Bramantyo Prijosusilo Keqnya Yesus bukan Yahudi deh, dia
orang Jawa. Keq Muhammad, juga orang Jawa mangkanya nggak boleh digambar ...
Alexander Surya Agung kalau singa masuk lubang kecil bisa
mas, di film MADAGASCAR 3 he..he..
Bramantyo Prijosusilo Werkudara mangsuk kupingnya Dewa Ruci
juga bisa padahal dia segede gunung Dewa Ruci bisa berdiri di telapak
tangannya.
Arya Darmaputra Kalau Jamaluddin artinya untanya Uddin?
Johannes Silentio Bramantyo Prijosusilo wong Jawa emang
topppp smile *colek Martin L Sinaga yang Batak smile
Ekaputra Tupamahu Dalam Babylonian Talmud, ada pernyataan yg
sejajar: "... seekor gajah masuk lewat lubang jarum." Metafora hewan
melewati lubang jarum kelihatannya adalah sesuatu yg umum dalam budaya Yahudi.
Satu lagi, bacaan kamelon (unta) punya dukungan manuskrip lebih kuat daripada
kamilon (tali).
Johannes Silentio Ekaputra Tupamahu terima kasih untuk
infonya. Kita mungkin perlu belajar mendengar metafora klasik apa adanya, dan
merasa kejutannya, tanpa harus bersusah payah mengeditnya sesuai rasionalitas
kita...
Ekaputra Tupamahu Oh iya, kebingungan antara unta/tali
sebenarnya bisa juga dijelaskan dengan akar bahasa Aramnya. Dalam bahasa Aram,
kata "gamla" bisa berarti tali atau unta. Kata ini sama mungkin
karena tali pada waktu itu dibuat dari rambutnya unta.
Manda Andrian lalu yang sungguh2 menjalani hidup beragama
yang seperti apa cheri wink ?
Johannes Silentio Manda Andrian yang untanya bisa masuk
lubang jarum... smile
Manda Andrian hahahaha grin
Zakaria Ngelow Bung Johannes Silentio, selama ini penjelasan
standar kepada warga jemaat adalah: yang dimaksud dengan "lubang
jarum" dalam percakapan Yesus dengan si orang kaya itu adalah pintu
gerbang (belakang?) kota Yerusalem yang kecil/sempit, sehingga para musafir
yang membawa unta memang sulit sekali menarik untanya masuk ke pintu yang
kecil/sempit itu -- yang tetap dibuka malam hari, ketika pintu gerbang besar
ditutup.
Johannes Silentio Bung Zakaria Ngelow, semoga lain kali
penjelasannya lebih kreatif :))
Malja Abrar Yg "kamelos" pakai logika Dionisian.
Yg "kamilos" pakai logika Apollonian. smile
Bramantyo Prijosusilo Yang jelas, metapora dari jaman ora
enak, wektu menungsha mingsih gumun dengan jarum.
Halomoan Manro Siburian yang sekadar beragama maksudnya
bagaimana ya?
Johannes Silentio Halomoan Manro Siburian orang yang sekadar
beragama adalah orang yang, walau sudah dibilang tak mungkin, masih tetap
memaksa untanya masuk lubang jarum... smile
Dina Ackermann Bung Zakaria Ngelow, saya pernah mendengar
seorang pastor juga berkata hal yang sama. Unta hanya akan bisa melewati
''lubang jarum'' itu, bila Si Unta meninggalkan seluruh barang/harta bawaannya
(kiri dan kanan). Artinya Orang kaya akan sulit sekali masuk Syurga bila
hatinya terikat dengan harga dunia. Hanya bisa bersama Tuhan di syurga, jika
tidak menjadikan harta sebagai Prioritas (tamak akan harta).
Theodora Magdalena Lubang jarum ("eye of the
needle") memang spt yg dibilang Zakaria Ngelow. QUoted from Wiki:
"eye of a needle" has been claimed to be a gate in Jerusalem, which
opened after the main gate was closed at night. A camel could only pass through
this smaller gate if it was stooped and had its baggage removed."
Ekaputra Tupamahu Ide bahwa ada gerbang kecil di Yerusalem
yg bernama lubang jarum itu kemungkinan besar datang dari Anselmus yg hidup
sekitar tahun 1033-1109. Tidak ada bukti arkeologis maupun teks2 kuno yg
mendukung pandangan ini.
Zakaria Ngelow Terima kasih kawan-kawan: Bung JS meminta
penjelasan yang lebih kreatif? Bukan, melainkan penjelasan yang benar atau
mendekati kebenaran maksud teks itu. Kita perlu penjelasan, misalnya mengapa
ungkapan seperti itu muncul dalam suatu kebudayaan -- yang untuk kasus ini
tidak hanya di kalangan Yahudi, tetapi juga (kemudian?) Arab dan sebelumnya di
Babilonia (gajah, bukan unta). Kalau benar, seperti yang ET katakan, bahwa
penjelasan Lobang Jarum adalah nama suatu gerbang di Yerusalem dari St.
Anselmus (tq ET), seribu tahun kemudian, tak apa asal memberi penjelasan yang
masuk akal, bukan sekadar yang creatif (dikreasi alias dibuat-buat supaya
hebat!). Penjelasan "yang kurang kreatif" itu justru bunyi di telinga
warga jemaat, bahwa orang kaya bukannya tak mungkin melalinkan sukar sekali (tq
info tambahan DA dan ThM). Maka tugas para pakar terkait untuk menjelaskan
ungkapan seperti ini. Yesus selalu memakai pengandaian dari kehidupan yang
nyata, tidak absurd --sekiranya Lobang Jarum bukan nama atau sebutan untuk
suatu pintu sempit itu. Have a nice day all.
Johannes Silentio Terima kasih untuk semua komentar dan info
menarik yang diberikan, sehingga Zakaria Ngelow makin "kreatif" di
dalam menjelaskan...hehehe. Kata "kreatif" di situ bukan berarti
"dibuat-buat", tetapi berangkat dari teks yang ada (tanpa harus menyuntingnya
sesuai rasionalitas modern ala ekseget yang saya kutip), membuka pemaknaan
baru. Misalnya, Rm Gianto mengaitkan soal itu dengan soal bahwa hanya Allah
Sang Pelantan (istilah bagus yang saya pelajari dari Djohan Effendi) yang tahu
apakah seseorang (dalam cerita Yesus adalah orang kaya) memang sungguh-sungguh
mau menghidupi jalan rohani, atau sekadar ikut aturan keagamaan. Saya kira,
pesan Qur'an soal "lubang jarum" juga sama.
Pdt. Agus Santoso, ahli biblika, dosen di STT Cipanas, memberi catatan berikut:
Saya mau komentari pandangan yang selama ini beredar di masyarakat, yaitu tentang "lubang jarum" yang dipercayai sebagai pintu kecil di pintu gerbang Yerusalem. Menurut saya, pandangan ini sangat muda, karena baru muncul pada abad ke-10. Itu pun muncul tidak di Israel. Waktu saya penelitian arkeologi di Yerusalem beberapa kali, istilah "lubang jarum" bagi pintu itu sama sekali tidak dikenal di kalangan orang Yahudi, baik dulu (melalui artefak-artefak) maupun sampai saat ini. Pandangan ini hanya beredar di sekitar para "pilgrim" yang "naik haji" ke sana, sambil dibohongi oleh para pemandu wisata. Pandangan yang lebih realistis bisa didapatkan dari studi etimologi bahasa Aram Barat untuk kata "gamla" (karena kan Yesus berbicara dalam bahasa Aramik). Kata "gamla" memang dapat diartikan sebagai "onta" namun dapat juga diartikan "tali". Yang menjadi persoalan adalah penulis Injil menerjemahkan kata-kata Yesus ini dengan "kamelos" (onta) dan bukan "kamilos" (tali). Secara kritik teks, teks yang berbunyi "kamelos" memang asli, karena tidak ada teks-teks turunan yang lain maupun terjemahannya yang menulis "kamilos" atau "tali". Jadi menurut saya, teks yang berbunyi "kamelos" adalah asli. Sehingga jawaban atas persoalan itu begini:
1. Penulis Injil memang salah menerjemahkan kata "gamla" dari Yesus, karena yang dimaksud oleh Yesus adalah "tali".
2. Memang yang dimaksud Yesus dengan "gamla" adalah onta. karena ada juga peribahasa yang sama di wilayah bahasa semit seperti "gajah masuk lobang jarum".
Dari dua jawaban tadi saya lebih kepada yang pertama. Mungkin yang dimaksud "gamla" oleh Yesus adalah tali, karena peribahasa ini akan jalan kalau dipakai dengan "tali". Juga mengingat dalam akar bahasa semit yang menunjukkan kata onta dan tali memiliki akar kata yang sama, maka pantaslah kalau seringkali terjadi pergantian antara kedua kata tersebut.
Ini pak pendapat saya.
***
Subscribe to:
Posts (Atom)