Tim Kerja Program
Penelitian, Penulisan
dan Penerbitan
Buku
Referensi Pelayanan GKSS
Pedoman Singkat Penulisan
Topik Referensi Pelayanan GKSS
(1) Pengantar
Six golden rules of writing: READ,
READ, READ and WRITE, WRITE, WRITE. (Ernest Gaines). Maknanya: bacalah berbagai sumber
terkait topik baru menulis: mantapkan pemahanmu sebelum mulai menulis.
Lima langkah menulis:
1. HURUF jadi KATA
2. KATA-KATA jadi KALIMAT
3. KALIMAT-KALIMAT jadi ALINEA
4. ALINEA-ALINEA jadi BAB
5. BAB-BAB jadi BUKU
Di langkah
mana anda biasa tersandung? Dari pengalaman di kampus, umumnya mahasiswa terpeleset
di langkah ke-2: kalimat-kalimatnya sulit dimengerti! Pada hal ide dasar
diungkapkan dalam kalimat dan selanjutnya kumpulan kalimat menjadi alinea yang
berisi suatu rangkuman gagasan, argumentasi atau penjelasan.
(2) Pilihan Format Buku
Format Buku Referensi Pelayanan GKSS (selanjutnya disebut
saja BRP) ditetapkan mengikuti model kamus, leksikon atau ensiklopedi. Setiap
topik diuraian sebagai satuan mandiri dalam BRP dengan susunan alfabet.
(3) Tujuan Penulisan
Menjelaskan topik untuk kebutuhan pelayanan gereja: iman
dikuatkan, pemahaman diperdalam, pelayanan digiatkan. Setiap topik ditulis untuk
mendukung tujuan ini.
(4) Bahasa
Tulisan bersifat penjelasan, karena itu dalam bahasa Indonesia
yang sederhana namun baku dan jelas. Hindari penggunaan istilah asing dan kalau
memang perlu ada istilah, beri terjemahan atau penjelasan artinya.
(5) Aspek
penjelasan: 6 pertanyaan
Dengan penekanan pada sifat tulisan sebagai penjelasan (aspek
informasi), penulis dapat memakai kelima pertanyaan dasar informasi, yang lazim
di kalangan jurnalis: who, what, where, when, why, how (siapa, apa, di mana,
kapan, mengapa, bagaimana). Susunan pertanyaan-pertanyaan ini dapat berubah
sesuai topik. Kalau anda, misalnya, menulis mengenai topik “katekisasi” (ini
contoh saja, tidak harus diikuti) maka pertanyaan dapat disusun sbb:
Question
|
Pertanyaan
|
Penjelasan
|
What
|
Apa
|
Katekisasi adalah ...
|
Why
|
Mengapa
|
Untuk memperlengkapi warga jemaat
dengan pemahaman iman Kristen supaya ...
|
Where
|
Di mana
|
Di setiap jemaat
|
When
|
Kapan
|
Setiap tahun, dilangsungkan sekian
bulan ...
|
Who
|
Siapa
|
Diikuti oleh para remaja/pemuda/calon
baptis dewasa; dilaksanakan oleh seorang guru yang ditunjuk oleh Majelis
Jemaat; ...
|
How
|
Bagaimana
|
Dalam bentuk pertemuan kelas sekali
seminggu selama 2 jam; menggunakan kurikulum yang jelas; ...
|
(6) Sifat
karangan: jati diri GKSS
Setiap uraian topik memperlihatkan jatidiri GKSS melalui
penekanan pada cici-ciri kontekstual, alkitabiah, ekumenis dan reformis.
Kontekstual menunjuk pada upaya GKSS menghubungkan
kehidupan gereja dengan bentuk-bentuk dan nilai-nilai budaya masyarakat, serta serius
terhadap isu-isu dalam perubahan sosial masyarakat Sulawesi Selatan khususnya,
dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Alkitabiah bermakna kehidupan dan pelayanan
GKSS mengacu pada Injil Kerajaan Allah dalam Yesus Kristus sebagaimana
dinyatakan Alkitab. Sesuai kebutuhannya, uraian topik dapat diberi rujukan
ayat-ayat Alkitab (pakailah singkatan kitab-kitab Alkitab yang baku dari LAI).
Jika tidak benar-benar perlu, jangan kutip isi ayat-ayat itu. Hindari juga “berpikir
ayatiah”, yaitu memahami teks secara harfiah, tidak membedakan antara budaya masyarakat
di tempat dan zaman penulisan Alkitab dengan kebenaran yang bersifat universal,
berlaku sepanjang masa.
Ekumenis menunjukkan bahwa GKSS menghargai
kesatuan gereja dalam kepelbagaian tradisinya. Bersifat ekumenis adalah
menerima gereja-gereja yang berbeda tradisinya sebagai sesama gereja Tuhan -
tanpa berkompromi terhadap apa yang tidak bisa diterima dalam tradisi
gereja-gereja lain – dan berusaha mengembangkan kesatuan dalam kepelbagaian,
sebagaimana tujuan gerakan keesaan gereja.
Dan bersifat reformis
karena GKSS menjunjung ciri khas tradisi Reformasi Protestan Calvinis, baik
dalam prinsip-prinsip keselamatan, maupun pelayanan dan pelembagaan gereja,
sambil berpegang pada prinsip progresif gereja reformasi untuk terus membaharui
diri sesuai tuntutan Firman Tuhan (ecclesia
reformata semper reformanda secumdum verbum Dei).
(7) Susunan Karangan
a. Karangan Umum:
Susunan karangan umum
yang panjang atau yang pendek, biasanya terdiri atas pengantar, uraian dan
kesimpulan. Pengantar mengemukakan
secara singkat apa yang akan disampaikan; uraian
berisi secara lengkap apa yang hendak dikemukakan; dan kesimpulan ringkasan apa yang telah disampaikan. Di bagian uraian
di kemukakan gagasan-gagasan dan argumentasinya. Jika mendukung atau menentang
pandangan lain dikemukakan alasan-alasannya.
b. Karangan Referensi
Susunan karangan
referensi dapat mengikuti karangan umum jika topik yang dibahas berisi kebutuhan
untuk mengemukakan suatu gagasan dengan argumentasinya. Karena karangan tentang
suatu topik lebih bersifat informasi yang terkait dengan pelayanan gereja maka
uraiannya berupa penjelasan-penjelasan mengenai: istilah, pemahaman dan
pelaksanaan dalam pelayanan gereja. Disepakati untuk mencantumkan sumber-sumber terpenting untuk pembaca
yang ingin lebih lanjut mendalaminya. Penting juga menujnuk topik terkait dalam BRP supaya pembaca bisa langsung
melanjutkan pembacaannya.
Berdasarkan uraian di atas maka karangan referensi dapat memuat unsur-unsur uraian dengan susunan sebagai berikut:
·
Arti
kata - arti etimologi (asal kata), arti pemahaman, penggunaan, peristilahan
·
Praktek
dalam gereja – (termasuk pembatasan-pembatasannya)
·
Pemaknaan
·
Bacaan/Sumber-sumber
rujukan
·
Topik
terkait
Susunan ini tidak kaku, artinya dapat dikurangi atau
ditambahkan sesuai kebutuhan, kecuali kedua unsur terakhir, bacaan/sumber
rujukan dan topik terkait. Unsur-unsur uraian bergantung pada pemahaman penulis
terhadap topiknya dan penekanannya yang terkait dengan pelayanan GKSS.
(8) Contoh-contoh:
Topik: Baptisan
Setelah membaca berbagai bahan terkait bisa jadi penulis akan membuat unsur-unsur
uraian dengan susunan sbb:
Unsur-unsur uraian:
1. Arti kata
2. Praktek dalam gereja
3. Pemaknaan Baptisan (dan rujukan
Alkitab, bila perlu)
4. Praktek GKSS
5. Topik terkait
6. Bacaan/sumber-sumber rujukan
1.
Arti
Kata Baptisan
Arti etimologi: Kata Yunani baptizo = mandi
Arti pemahaman/penggunaan kata: upacara penerimaan seseorang
di dalam agama Kristen.
Arti Pemaknaan gereja: salah satu sakramen yang ditetapkan
Tuhan Yesus bagi gereja.
2.
Praktek Baptisan
dalam gereja
Praktek pelaksanaan dalam gereja: dengan cara percikan
atau dengan diselamkan, sambil mengucapkan rumusan trinitas, sebagaimana diperintahkan
Tyhan Yesus dalam alkitab (Matius 28: 19-20)
3.
Pemaknaan
Baptisan
Pemahaman-pemahaman mengenai Baptisan dapat dirangkum
dalam beberapa point berikut: 1, 2, 3,
4.
Praktek baptisan GKSS
GKSS melaksanakan baptisan dengan cara percik. GKSS
mengakui baptisan selam.
GKSS menolak praktek membaptis ulang orang yang sudah
dibaptis dengan cara yang berbeda di gereja lain.
GKSS melaksanakan baik baptisan anak maupun baptisan
dewasa.
GKSS menerima baptisan sebagai sakramen, karena itu
dilayani oleh pendeta dalam kebaktian jemaat.
5.
Topik Terkait
Sakramen; Liturgi Baptisan; Baptisan Roh
6.
Sumber-sumber
rujukan
“Pertanyaan-pertanyaan tentang Baptisan”, online di http://truthfortheworld.org/pdf/id/520_leg_pertanyaan-pertanyaan-tentang.pdf (diakses pada 25 Agustus 2015)
Topik: Liturgi
Unsur-unsur uraian Liturgi
1. Pengertian
2. Unsur-unsur liturgi GKSS (di sini
unsur-unsur diuraikan secara singkat, karena perlu ditulis sebagai topik
tersendiri: Votum, salam, doa, nyanyian, pengakuan dosa, khotbah, pengakuan
iman, dst)
3. Jenis-jenis liturgi GKSS
4. Topik terkait
5.
Sumber-sumber
rujukan
Contoh: Trinitas
Unsur-unsur uraian Trinitas
1. Pengertian istilah
2. Inti ajaran
3. Trinitas dan keesaan Allah
4. Rangkuman
5. Topik Terkait
6.
Sumber-sumber
rujukan
(9) Ringkasan Pedoman Penulisan:
1. Kumpulkan dan bacalah bahan-bahan
terkait topik (buku, jurnal, bahan internet, dsb)
2. Buat rencana unsur-unsur uraian (bisa
berbeda pada setiap topik): Arti kata - Praktek dalam gereja – Pemaknaan -
Topik terkait - Rujukan
3. Tulis intisari uraian pada setiap
unsur uraian (atau tambahkan point-point sub-unsur uraian jika perlu)
4. Uraikan setiap (sub-)unsur dalam 1 –
3 alinea
5. Usahakan panjang uraian topik
maksimum 1.500 – 2.000 kata, kecuali topik yang perlu lebih panjang
Makassar, 27 Agustus 2015
Zakaria J. Ngelow