Warna Liturgis: Merah Jenis Hari Raya: Pesta
Waktu: 50 hari sesudah Paskah
Lama perayaan: satu hari (dahulu seminggu penuh)
Pokok Perayaan: Ketuangan Roh Kudus dan lahirnya Gereja
Nama Lain: Minggu Putih
Referensi Alkitab: Kis 2:1-11
Perayaan Pentakosta: tanggal 31 Mei 2009; 23 Mei 2010; 12 Juni 2011; 27 Mei 2012.
Dalam setiap tahunnya, gereja secara liturgis berjalan dari minggu ke minggu mengikuti kehidupan Yesus Kristus. Perjalanan liturgis kalender gerejawi ini dimulai dengan Minggu Advent I (4 minggu sebelum Natal, dihitung mulai dari hari Minggu terdekat ke tanggal 30 November) menantikan kedatangan-Nya (hari Natal, 25 Desember), dan sunat/ penyerahan-Nya di Bait Allah (Luk 2:21 dst; 1 Januari) dan perkunjungan orang Majus (6 Januari). Kemudian masuk minggu-minggu sengsara (7 minggu) penyaliban dan kematian-Nya (Jumat Agung), lalu kebangkitan-Nya (Paskah, yang tepat pada hari Minggu). Setelah 40 hari penampakan-penampakan-Nya kepada para murid di Yerusalem dan Galilea, Yesus nasik ke sorga (pada hari Kenaikan); dan 10 hari kemudian Roh Kudus dicurahkan (pada hari Pentakosta). Dalam perjalanan liturgis ini gereja merayakan hidup Tuhan Yesus Kristus dengan ibadah, doa, pemberitaan firman, sakramen, hiasan gereja, lambang-lambang, pergantian warna kain mimbar dan pakaian pejabat gereja (termasuk stola), dsb. Perayaan hari Pentakosta mulai populer dalam gereja sejak abad ke-4.
Pada waktu Tuhan Yesus
Dengan murid-Nya di Bukit Zaitun
Datanglah awan yang khabus
Tuhan Yesus pun terangkatlah
Ke dalam t’rang.
ReffTuhan Yesus sabdalah:
Hai, janganlah kamu cerai
Dari negeri Yerusalem
Nantikanlah, nantikan janjian Bapamu.
Kemudian s’puluh hari
Datanglah Roh yang dijanjikan-Nya
Hinggap di kepala rasul
Dialah pemimpin, satu orang berkuasa penuh
Demikianlah dalam penanggalan gereja hari Pentakosta dihubungkan dengan hari pencurahan Roh Kudus kepada para rasul (Kis 2: 1 dst). Hari Pentakosta disebut juga hari Minggu Putih (Whitsunday) karena dahulu di Barat orang-orang yang dibaptis pada malam menjelang hari perayaan itu memakai pakaian putih. Tetapi pejabat gereja memakai pakaian warna merah, karena merujuk pada api Roh Kudus. Hari Pentakosta juga dihubungkan dengan lahirnya gereja. Umumnya perayaan Pentakosta dikaitkan dengan peran pembaharuan, persekutuan dan karunia-karunia Roh Kudus bagi orang percaya. [Sebagai aliran gereja, nama Pentakosta pada mulanya muncul pada awal abad lalu di Amerika Serikat, dan merupakan gerakan pembaharuan yang menekankan kuasa dan karunia-karunia Roh Kudus, khususnya penyembuhan ilahi dan bahasa lidah.]
Latar Belakang Yahudi
Latar belakang perayaan Pentakosta adalah suatu perayaan Yahudi, salah satu dari tiga perayaan utama: Paskah, Tujuh Minggu, dan Pondok Daun. Perayaan-perayaan dalam agama Yahudi terhubung dengan pesta-pesta kebudayaan agraris kuno, dan sebagai peringatan peristiwa-peristiwa sejarah bangsa itu. Paskah yang diperingati dalam rangka peristiwa keluaran dari Mesir adalah perayaan awal panen, dengan mempersembahkan berkas jelai (persembahan unjukan Bil 23:15), yang diakhiri dengan perayaan Tujuh Minggu (lazim disebut Shavuot), yaitu hari kelima puluh setelah Paskah, dengan mempersembahkan dua roti yang dibuat dari panen hulu hasil gandum. Hari raya Pondok Daun dirayakan seminggu setelah panen buah-buahan (anggur, zaitun, kurma dsb Ul 16: 9 dst). Di Palestina dikenal hasil bumi utama: gandum, jelai, pohon anggur, pohon ara, pohon delima, pohon zaitun, dan pohon kurma (band Ul 8:8). Tema dasar seluruh perayaan panen itu dirangkum dalam Mzr 65:10-11
Engkau mengindahkan tanah itu, mengaruniainya kelimpahan, dan membuatnya sangat kaya. Batang air Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka. Ya, demikianlah Engkau menyediakannya: Engkau mengairi alur bajaknya, Engkau membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya, dengan dirus hujan Engkau menggemburkannya; Engkau memberkati tumbuh-tumbuhannya.
Tetapi istilah Pentakosta tidak terdapat dalam Perjanjian Lama; penamaan Pentakosta (Yunani: lima puluh) berasal dari kalangan Yahudi yang tinggal di wilayah berbahasa Yunani. Dalam Perjanjian Baru nama hari raya Pentakosta disebutkan tiga kali (Kis 2:1; 20:16 dan 1Kor 16:8), semuanya menunjuk pada perayaan orang Yahudi. Dalam Perjanjian Lama, perayaan ini dikenal dengan banyak nama: Perayaan Panen (Kel. 23: 16) dan Perayaan Tujuh Minggu (Kel 34: 22; Ul 41: 10; II Taw 8: 13); Juga hari Buah Bungaran (Buah Sulung, Bil. 28: 26;). Kemudian disebut pula Perayaan Penutup atau Penutupan Masa Paskah. Di Palestina panen berlangsung tujuh minggu dan merupakan masa sukaria (Yer 5: 24; Ul 41: 9; Yes 9: 2). Masa panen dimulai dengan panen jelai selama Paskah, dan berakhir dengan panen gandum pada Pentakosta. Jadi Pentakosta adalah pesta terakhir perayaan panen, yang dirayakan selain dalam peribadahan bersama, juga dalam perayaan sosial makan bersama para undangan (band. Paskah yang lebih dirayakan dalam lingkup terbatas keluarga).
Menurut Kel 34: 18-26 (band 33: 10-17), perayaan Tujuh Minggu ini adalah yang kedua dari tiga perayaan yang dirayakan dengan tarian altar kaum pria di tempat suci. Mereka harus membawa buah sulung dari panen gandum (Ul 16:9-12), yang dilaksanakan dalam suatu upacara penyembahan yang menggabungkan tradisi pertanian dengan sejarah Israel. Kitab Ulangan 26:1-11 memuat petunjuk penyembahan dengan liturgi yang berisi “Pengakuan Iman Israel” berdasarkan sejarahnya. Pengakuan itu adalah pemilihan leluhur, pembebasan dari Mesir, pemeliharaan di padang gurun, dan pemberian Tanah Kanaan. Salah satu pokok yang tidak tercantum adalah pemberian Hukum Torat (band. Rangkuman sejarah Israel dalam Neh 9).
Dalam Im 23: 15-22 juga diatur persembahan pada perayaan ini, berupa 2 roti beragi dari tepung gandum panen perdana. Bentuknya berombak sehingga disebut “roti berombak”. Dan karena roti itu beragi tidak dapat diletakkan di mezbah (Im 2:11). Kedua ketul roti diserahkan masing-masing satu kepada Imam Besar dan satu kepada para imam lainnya. Mereka memakannya dalam kompleks tempat suci. Di samping itu, terdapat pula kewajiban memberi persembahan korban hewan (lihat Bil 28:26-31; Im 23:15-22).
Dalam tradisi Yahudi kemudian hari, perayaan Pentakosta juga dihubungkan dengan hari lahir Torat (pemberian hukum-hukum Tuhan di Sinai), yang dirayakan dengan membaca Torat semalam suntuk atau sampai tengah malam. Bagian-bagian bacaan Kitab Suci adalah sbb:
* Hari-hari Penciptaan (Kej 1:1 - 2:3);
* Keluaran dan Nyanyian di Laut Merah (Kel 14:1 - 15:27)
* Pemberian 1o Hukum di Sinai (Kel 18: 1 - 20:26; 24:1-18; 34: 27-35; Ul 5: 1 - 6:9)
* Sejarah dan bagian dari “Dengarlah” (Ul 10:12 - 11:25)
* Kitab nabi-nabi: Yehezkiel fasal 1; Hos 1:1-3; Hab 2:20-3:19; dan Mal 3:22-24.
* Kitab Rut dibaca seluruhnya;
* Mazmur: 1, 19, 68, 119, 150.
Karena Torat dikaruniakan pada hari Pentakosta, para Rabbi Yahudi menjadikannya hari raya gembira. Seorang rabbi terkemuka menetapkan supaya dihidangkan anak lembu terbaik, karena sekiranya Torat tidak dikaruniakan Tuhan maka tidak akan muncul para rabbi terpelajar di kalangan umat itu. Perayaan Paskah dan Pentakosta, yang merupakan satu rangkaian, kemudian menjadi salah satu alasan tradisi mudik orang Yahudi diaspora ke Yerusalem setiap tahun (band Kis 2:5).
Kemudian hari berkembang kebiasaan memakan makanan olahan dan kue keju dari susu sapi untuk menghormati Torat, yang rasanya seperti “madu dan susu” (band Kid 4:11). Setelah itu baru makan daging.
Di sinagoge gulungan kitab Rut dibaca karena berisi kisah Rut sebagai orang asing yang menerima agama Yahudi, dan adanya ceritera mengenai panen, yang cocok menghubungkan Pentakosta sebagai perayaan Torat dan perayaan panen. Juga dipercaya bahwa Raja Daud, yang adalah keturunan Rut, wafat pada hari Pentakosta.
Pada perayaan Pentakosta orang Yahudi menghiasi rumah dan sinagoge dengan daun-daunan, dan pohon-pohonan, yang berhubungan baik dengan dunia pertanian maupun dengan pengalaman perjalanan keluaran di padang tiah.
Pada perayaan Pentakosta dilakukan konfirmasi (=sidi) bagi para pemuda Yahudi; suatu tradisi dari kalangan pembaru agama Yahudi. Hari Pentakosta sebagai hari lahir Torat, juga dirayakan sebagai hari lahir agama Yahudi.
Demikianlah perayaan Pentakosta Yahudi meliputi:
• Sidi bagi para pemuda (khusus komunitas Yahudi reformis)
• Pembacaan puisi liturgis pada ibadah pagi di sinagoge
• Makan makanan olahan dari susu, seperti keju dan mentega
• Pembacaan kitab Rut pada ibadah pagi
• dekorasi rumah dan sinagoge dengan daun-daunan
• Melakukan studi Torah sepanjang malam.
Beberapa Tradisi Pentakosta dalam Gereja:
* Di Italia terdapat tradisi menghambur kelopak-kelopak bunga mawar merah dari langit-langit gereja sebagai peringatan mujizat keturunan Roh Kudus. Sebab itu hari Pentakosta disebut pula Pasqua rosatum atau Pascha rossa (Paskah Merah).
* Di Perancis orang meniup terompet untuk mengingat suara angin gemuruh ketika keturunan Roh Kudus.
* Di Rusia orang membawa mawar dan ranting-ranting pohon ke gereja.
* Dalam Gereja Ortodoks Timur berlangsung doa puitis dan pembacaan Mazmur serta ibadah khususk sepanjang malam menjelang Pentakosta. Pada kebaktian Pentakosta biasanya berlangsung baptisan, dan hari Minggu Pentakosta itu disebut Hari Minggu Tritunggal.
* Di Libanon, hari Pentakosta menandai berakhirnya musim dingin. Sesudah kebaktiasn keluarga-keluarga pergi ke hutan berpiknik menikmati musim semi. Anak-anak bermain ayunan, yang digantung di cabang-cabang pohon (pinus, zaitun, araz).
* Di Polandia, Pentakosta disebut “Hari Raya Hijau”. Orang menghias rumah mereka dengan cabang-cabang hijau, sebagai tanda berkat Tuhan bagi penghuninya. Dahulu ada arak-arakan ke padang pertanian untuk memberkati tanaman.
* Di Ukraina, Pentakosta disebut Hari Minggu Hijau. Bagian dalam gereja dihiasi daun-daun yang gugur, dan pada pintu dan tangga ditaruh ranting-ranting. Pejabat gereja dan anak-anak altar memakai pakaian hijau; demikian juga sejumlah warga gereja. Hal ini untuk memperingati tiga ribu orang yang dibaptis pada hari Pentakosta; mereka memasuki kehidupan baru yang ditandai dengan warna hijau. Warna hijau juga menunjuk pada pengaruh perayaan dan pemahaman Yahudi.
* Di Negeri Belanda, Pentakosta disebut "Pinksteren", dan hari Senin besoknya adalah hari libur nasional. Karena satu-satunya hari libur sebelum hari Natal, dan yang umumnya dengan maka
di musim yang cerah, maka dilakukan bazar dan festival, terutama Pinkpop , sesuai nama Pentakosta dalam bahasa Belanda, Pinksteren.
Kesimpulan
Tradisi perayaan hari Pentakosta mengandung nilai-nilai dari latar belakang perayaan panen dan penerimaan Torat Yahudi, maupun tradisi Kristen mengenai Roh Kudus dan lahirnya Gereja. Para pemimpin gereja perlu memikirkan bagaimana pada masa kini perayaan ini (demikian juga perayaan lainnya) diberi pemaknaan dan bentuk-bentuk yang menggairahkan penghayatan serta komitmen iman. Pentakosta dapat dihubungkan dengan panen dan pemeliharaan alam, tetapi juga dengan pembaharuan hidup dan ketaatan. Kegembiraan dan fungsi sosialnya memang tidakisa menyamai perayaan Natal, namun di pedesaan dapat digabung dengan syukuran panen.
Disarikan dari berbagai sumber
oleh Zakaria J. Ngelow
No comments:
Post a Comment