Jumat, 20 Mei 2011
Jam 03.00 dini hari saya dijemput mobil APV pa sekum & pa Libert . Dari NTI kami masuk kota jemput Ibu Lucy dan dua orang teman dari Hok Im Thong. Nanti ditengah jalan baru berkenalan dan tau nama mereka adalah : 1. Ev Pier, tugas di Makassar. Dan Pdt. Sambon tugas di Bandung. Mobil kami meluncur ke Tanjung Bira dan tiba jam 10.00. tapi kapal ferry yang mau kami tumpangi belum ada. Setelah istirahat sebentar urus tiket dan nomor antrean mobil, kami keluar lagi cari makan di restoran dekat pelabuhan. Kami ber-6 pesan nasi, ikan bakar, dan sayur ca kangkung ditamba es kelapa muda pake gula merah. Sementara kami makan kapal ferrynya uda sandar di dermaga. Selesai makan kami segera naik mobil dan meluncur ke dermaga, mobil kami kena nomor antrean 11 dan merupakan mobil paling terakhir masuk di ferry. Syukur mobil kami tidak ditolak atau digeser ke ferry putaran ke-2, yang sore baru brangkat. Selama 2 jam kami berlayar, diantar sedikit angin dan ombak ferry yang kami tumpangi dengan selamat tiba dan sandar di pelabuhan Pamatata Selayar. Dari situ kami masih 2 jam lagi dengan mobil ke kota Benteng, di tengah jalan sudah ada telepon dari pendeta jemaat Masese Baji, mengundang kami untuk makan siang di pastori jemaat. Makan siang yang enak nasi santan ditemani ikan bakar dan udang goreng dengan sambel terasi eennaakk. Pdt Lucy tidak turut makan karena dia langsung pulang ke rumahnya. Dia mengambil waktu untuk siarah ke makam orang tuanya dan sekalian ketemu lepas rindu dengan keluarga dan saudara2nya di kota benteng selayar. Selesai makan saya permisi mandi, sesudah itu kami pamit dan jemput ibu Lucy. Dua teman dari Hok Im Thong tinggal di kota Benteng, kami ber-4 cabut ke jemaat binanga benteng untuk bermalam dan mempersiapkan acara untuk pembinaan besok. Sampe di Binanga Benteng makan lagi. Sesudah itu baru kami berpencar dibagi kerumah-rumah jemaat. Sehari sebelum kami datang sudah ada rombongan yayasan mattepe, rupanya ada kunjungan kerja di selayar, jadi kami ketemu dan bergabung dengan rombongan mereka. Sambil menunggu juga rombongan ibu-ibu 9 orang yang menumpang bus dengan kapal penyebrangan ferry yang ke-2 jam 17.00 Mereka tiba malam di benteng. Dan bermalam di Benteng di rumah pendeta Andareas Ngaseng. Kami tinggal di rumah kosong, rumah ibu Kumalla mertuanya bapak Abidin Ato. Hari pertama saya berdua dengan ibu Lucy. Malam kedua tambah teman Pdt. Kamaneng dan Ibu Mety Simatupang. Kami berempat kuasai rumah kosong, dan hebatnya rumah masyarakat tidak dikunci, seharian dibiarkan terbuka tapi terjamin aman.
Sabtu, 21 Mei 2011.
Pagi sesudah Sarapan di gereja, datang rombongan ibu-ibu dari lima jemaat terdekat, yaitu dari : Jemaat Barang-barang, jemaat Tongke-tongke, jemaat Turungan, jemaat bahorea + Pariangan dan jemaat tuang rumah Binanga. Pada saat yang bersamaan tiba juga rombongan Ibu-ibu komisi wanita dan PW Mattiro Baji.
Setalah semua sudah kumpul di gedung gereja Binanga, maka acarapun dimulai oleh MC ibu Mety sekretaris komisi wanita GKSS menjelaskan seluruh rangkaian susunan acara pembinaan Setengah hari. Tersusun sebagai berikut :
1.Ibadah Pembukaan singkat oleh Pdt Ike Ngelow.
Menyanyi bahasa selayar (hari ini harinya Tuhan)
Alo ini [2X] Alo na Karaeng [2X], Mae ngase [2X] a te’ne te’ne [2X]
Alo ini, Alo na Karaeng, Mae ngase a te’ne te’ne
Alo ini alo ini alo na Karaeng.
Baca firman dari Mazmur 18 : 47 – 49. renungan pendek tentang Tuhan hidup.
Nyanyi satu lagu dari KJ 397 Terpuji Engkau Allah maha kuasa. Dan berdoa. Ibadah selesai. Dilanjutkan dengan sambutan tunggal oleh MPS-GKSS, yang disampaikan oleh Pdt. Lucy sekaligus membuka dengan resmi acara pembinaan.
2. Ceramah HIV & AIDS fasilitator dari yayasan Mattepe : Ibu Mintje dan Bpk Fredy Pinontoan. Presentase materi lewat penjelasan dan tayangan gambar pada in focus. Jelas dan menarik tapi tidak ada yang bertanya.
3. penjelasan penggunaan Alkitab dengan metode membaca Alkitab secara baru. Fasilitator ibu Mety Simatupang, akan dilanjutkan oleh pendeta Klasis dengan metode paket A. Secara bertahap dan bersambung. Karena itu kepada peserta dititip atau ditinggalkan bahan copy sebagai bahan ajar.
4. Sharing pengalaman dengan ibu2 PW tentang bagaimana kegiatan ibu-ibu dalam jemaat masing-masing. Dari hasil diskusi kami mendapat kesan bahwa :
A. kelompok atau wadah PW kurang aktif. Ada kegiatan ibadah PW dari rumah ke rumah tapi tidak berjalan setiap minggu, tergantung permintaan.
B. Perayaan hari raya gerejawi seperti Paskah atau Natal tidak mereka rayakan di tiap-tiap PW jemaat, tetapi perayaan dipusatkan di pusat Klasis.
C. Bila musim panen atau musim menanam susah untuk mengumpulkan anggota untuk beribadah.
D. Masalah yang serius adalah tentang anak-anak mereka yang melanjutkan ke sekolah madrasah, terpaksa harus ikut belajar agama Islam, dan berpengaruh pada nilai agama mereka, anak-anak diberikan nilai agama Islam. Sekolah menolak tidak menerima nilai agama yang diberikan dari pihak gereja. Dan ini sangat berpengaruh dan memprihatinkan karena biasanya anak-anak itu dikemudian hari beralih keyakinan ke agama islam. Itu merupakan masalah di klasis selayar.
5. Praktek membuat kue, fasilitator Pdt. Ike Ngelow. Peserta diajar membuat kue agar-agar dari sirup lemon ABC. Dengan bahan yang sederhana dan muda didapat di pulau Selayar.
6. Anak-anak kecil kelompok Sekolah Minggu dikumpul sendiri dan yang menjadi tenaga pengajar adalah Pdt. Kamaneng, ibu Ace Nibaeli dan ibu Nes Paulus.
7. Acara pembagian bingkisan [buku tulis dan alat tulis] dari PW Jemaat Mattiro Baji, didahului dengan ucapan salam dari ibu ketua PW Ibu Makhis Zainudin. Dilanjutkan dengan penyerahan bingkisan VCD dan beberapa kepingan CD FILM agama kepada klasis Selayar, yang diserahkan oleh Pdt Libert Simatupang dan diterima oleh Ketua Klasis Bpk. Pdt Des [Pendeta jemaat Binanga].
8. Doa Penutupan acara oleh Pdt. Kamaneng. Peserta berfoto bersama. Sesudah itu sebelum bubar peserta menikmati es kelapa muda dan kue sebagai suguhan penutup
Karena acara selesai sore jam 16.00 kami masih punya banyak waktu untuk jalan-jalan dan berenang di laut. Maka 2 mobil segera meluncur ke ujung selatan jemaat barang-barang, kami ke pelabuhan penyebrangan Ferry jurusan Timor – Kupang hanya menegok sebentar lalu kami kembali ke pantai Tongke-tongke. Disitu kami berenang menikmati indahnya pantai pasir putih. Kami mandi sampai matahari terbenam, sempat kami menyaksikan indahnya sunset baru kami pulang. Semua pulang tanpa spul, dengan baju basah naik mobil ke binanga. Setelah selesai bersih-bersih kami kumpul lagi untuk makan malam, sesudah itu kembali ke rumah masing-masing untuk istirahat capee de.
Minggu, 22 Mei 2011.
Pagi sesudah sarapan lima pendeta berpencar ke 5 jemaat untuk melayani ibadah minggu.
1. Pdt Yulianus Lamarang, STh [sekum GKSS] melayani di jemaat Barang-barang.
2. Pdt. Libert Simatupang, MTh [komisi ajaran] melayani di jemaat Tongke-tongke
3. Pdt. Ike Ngelow, STh [Komisi Pembinaan] melayani di jemaat Turungan
4. Pdt. Kamaneng, STh [Komisi Wanita ] melayani di jemaat Bahorea
5. Pdt Lusiana Sulle, MTh [Wakil Ketua GKSS] melayani jemaat Binanga benteng.
6. Ibu Ace & ibu Nes Paulus [komisi wanita] mengajar Sekolah Minggu di binanga.
Ibu-ibu yang lain membagi diri ikut kelompok yang ada. Sedangkan Kelompok Yayasan Matepe kembali ke kota benteng pagi-pagi. Waktu ke jemaat Turungan, saya dibonceng motor gadis bisu, Jaedah namany. Anak dari pnt Patang. Bpk Pdt. Des ngajar SM sesudah itu baru saya pimpin ibadah, gereja kecil tapi penuh jemaat, saya hitung yang hadir 16 orang. 12 orang tua dan 4 anak muda. Pembacaan dari kitab Yesaya 49:8-16. Selesai Ibadah saya ngomong dengan jemaat, ada seorang pemuda yang sudah kerja di mall Maricaya namanya Arman dia pegawai di Restoran KFC dia tinggal di Ratulangi dengan temannya, setiap minggu ikut gereja di GT. Si Arman bertanya dan berdiskusi dengan saya tentang buku yang dia baca. Buku itu berjudul ”Doktrin Tritunggal” dia sempat menunjukkan bukunya pada saya, dari percakapan kita, kemudian baru saya tau bahwa buku itu adalah bukunya aliran saksi yehova. Saya hanya bisa menasehati dan peringati Arman, supaya hati-hati dalam memili buku bacaan agama. Saya anjurkan agar arman ikut gereja GKSS di jemaat Makkio baji atau di jemaat syaloom. Ya karena kami hanya sebentar ketemu, jadi saya tidak bisa berbuat banyak dengan jemaat turungan teristimewa dengan nak arman. Pulang saya dibonceng Pnt. Samuel kembali ke binanga benteng yang merupakan sentra pos tempat semua kelompok kumpul. Sambil menunggu teman-teman dari jemaat sekitar kembali dari ibadah untuk makan siang bersama jemaat, kami benahi barang-barang untuk siap kembali ke benteng. Sesudah makan rombongan ke-2 pamit, mohon diri untuk pulang; dengan menumpang mobil APV meluncur kembali ke kota bentang. Rombongan ke-3 ibu-ibu komisi wanita masih menunggu mobil jemputan untuk membawa mereka ke kota benteng. Tiba di Benteng kami masuk wisma Pemda PKK disitu kami nginap semalam. Saya sekamar lagi dengan Ibu Pdt. Lucy. Rombongan yang lain nginap di wismanya Pendeta Andareas. Sore jam 17.00 semua rombongan kumpul lagi di gereja Masese Baji kota benteng untuk ikuti acara Ibadah Peneguhan Pdt. Yunus Zagoto dari gereja Hok Im Tong. Nats khotbah sulungnya Roma 10: 14-15, menekankan pentingnya kesaksian dalam pelayanan gereja. Turut menumpangkan tangan 8 orang pendeta GKSS 3 wanita dan 5 laki, serta 1 Pendeta dari Hok Im Tong Bandung, yang sekaligus mewakili gerejanya untuk menyampaikan sambutan, sedangkan dari GKSS diwakilkan oleh Bpk F.E Pinontoan. Sesudah ibadah acara dilanjutkan dengan ramah tamah makan bersama jemaat benteng. Setelaha seluruh acara selesai, MPS-GKSS masih mengambil waktu untuk rapat dengan pendeta klasis selayar. Saya dan ibu Etha pulang duluan ke penginapan, kami mampir bli ole-ole emping selayar untuk teman-teman di makassar. Bu Etha temani saya ceritra di kamar sambil tunggu Pendeta.Lucy. Supaya tidak buang waktu saya juga bereskan kopor untuk berangkat besok subu. Datang teman-teman kami ke lobi cerita sambil minum milo panas dan makan kue, teman lain {bapa2} main domino sambil tunggu-tunggu jam untuk jalan dengan mobil ke pelabuhan ferry pamatata. Masih dini hari jam 3.30 rombongan ferry sudah cabut meluncur ke dermaga untuk buruan nomor antean, karena hari senin katanya hanya 1 ferry yang jalan. Jadi mereka harus buruan supaya tidak ketinggalan ferry.
Senin, 23 Mei 2011.
Pagi sekali saya telepon cucu kami yang pertama Cordelia di Tangerang. Hari ini dia memperingati HUT ke-5 th. Katanya mau rayakan di sekolah dengan teman-teman. Tuhan sayang. Masih pagi jam 7.30 kami 3 ibu Etha, Pdt. Lucy dan saya Cek out dari penginapan tanpa sarapan pagi, jemput 2 teman Hok Im Tong lalu ber5 ke bandara selayar Aroeppala, kami diantar oleh keluarga bapak Oei Ten Soei. Tiba di bandara pesawat yang kami mau tumpanggi belum datang. Setelah menunggu sekitar 25 menit muncul pesawat kecil berwarna putih. Itulah pesawat yang kami tunggu-tunggu. Jam 8.30 pesawat CN 212 dengan jumlah penumpang 14 orang take off meninggalkan selayar menuju kota makassar. Kami terbang dalam cuaca yang indah walaupun pesawatnya agak ribut/brisik selama hampir 45 menit, dan dengan tuntunan Tuhan kami tiba dan mendarat dengan selamat di bandara lama lanut hasanudin makassar.Kami tunggu dilandasan selama hampir 15 menit barulah datang bus angkasapura untuk menjemput kami dan membawa ke bandara baru. Disana sudah menunggu Adi dan penjemputnya ibu lucy. Setelah mengambil barang rombongan kami 5 orang bubar berpencar masing-masing pulang ke rumahnya ke tempatnya. Teman-teman lain masih berlayar menyebrang dengan ferry. Rombongan 2 mobil dan 5 orang yang naik bus penumpang, semuanya tiba dengan selamat di makassar pada hari yang sama, namun berbeda waktunya.
Demikianlah rangkaian kisah dan ceritera dari perjalanan pelayanan perkunjungan 3 hari di Klasis Selayar. Syukur dan Trima kasih kepada yang kuasa Tuhan yang empunya pekerjaan, yang sudah berkenan. Trima kasih untuk Jemaat dan keluarga, sehingga semua tugas bole dilaksanakan. Tuhan memberkati.
No comments:
Post a Comment