Pada 8 April 2012, umat Kristen
(Protestan) akan merayakan Paska. Hari Raya Paska adalah hari raya yang selalu
dinantikan karena orang-orang Kristen merayakan Hari Kemenangan Tuhan melalui
Kebangkitan Yesus Kristus dari kematian-Nya di kayu salib. Seperti biasa,
setiap tahun PGI mempublikasikan Pesan Paska bagi Gereja-gereja di Indonesia
untuk menjadi tema utama dalam menyambut dan merayakan Paska. Pesan Paska ini
dapat juga dipakai oleh lembaga-lembaga Kristen lainnya.
PESAN PASKA
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA
TAHUN 2012
Tema:
“Kebangkitan-Nya
Menyingkapkan Integritas Allah Dalam Wajah Kemanusiaan: Gereja Melawan Korupsi”
(bdk. Efesus 5:8-11)
Saudara/i Seiman di manapun berada,
Salam Sejahtera Dalam Kasih Yesus
Kristus,
Dalam suasana kehidupan
bermasyarakat yang penuh tantangan saat ini, dengan penuh sukacita umat Kristen
di seluruh dunia, termasuk Indonesia, memasuki Hari Raya Paska, peringatan
Kebangkitan Kristus dari kematian. Paska selalu membangkitkan pengharapan dan
kekuatan guna menjalani kehidupan masa kini menuju masa depan, kendati
kenyataan hidup di sekitar kita tidak selalu mudah. Khususnya di negeri kita,
Indonesia dalam kaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Pesan Paska ini ditempatkan di bawah
tema: “Kebangkitan-Nya Menyingkapkan Integritas Allah Dalam Wajah Kemanusiaan:
Gereja Melawan Korupsi” (bdk. Efesus 5:8-11). Tema ini memberi inspirasi dan
sekaligus memotivasi kita untuk memusatkan perhatian dan pemikiran kita kepada
makna Kebangkitan Kristus di masa kini, khususnya dalam kenyataan kehidupan
kita di negeri ini.
Peristiwa Paska memiliki makna
teramat dalam bagi kita. Kebangkitan Kristus tidak pernah mempunyai analoginya
di dalam sejarah. Ia adalah ciptaan baru, yang memperlihatkan secara amat nyata
betapa Allah mempedulikan kehidupan sejati manusia. Dalam peristiwa Kebangkitan
itu, manusia sebagai gambar dan citra Allah (Imago Dei, Kej.1:26-27)
diperlihatkan secara utuh. Manusia Kebangkitan adalah manusia baru yang
memiliki kebebasan sejati dari berbagai penderitaan berupa penindasan,
diperlakukan tidak adil, didiskriminasikan, hidup dalam kebodohan dan
keterbelakangan, hidup dalam kemiskinan. Sebaliknya keutuhan manusia baru
memberikan perspektif hidup penuh pengharapan dan optimisme.
Peristiwa Paska juga menyingkapkan
secara sangat jelas betapa Allah setia dengan janji-Nya. Ia adalah Allah yang
berintegritas, yang menggenapi apa yang telah dijanjikan-Nya. Ia konsisten
dengan rancangan damai-sejahtera bagi kita, kendati realitas dosa selalu
membayang-bayangi kehidupan kita. Pengorbanan Diri Putra-Nya sebagai perbuatan
penebusan dan penyelamatan yang membawa pemulihan, adalah wujud integritas dan
kesetiaan Allah itu.
Maka sebagai orang-orang beriman
kita dipanggil untuk merefleksikan integritas dan kesetiaan Allah itu melalui
kehidupan kita sehari-hari. Kita yang telah dianugerahi hidup baru melalui
Kebangkitan Kristus didorong untuk membuktikan kesungguhan kita sebagai
“anak-anak terang” (Ef. 5:8b). Harus ada perubahan nyata di dalam kehidupan
kita, sebagaimana ditegaskan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus: “sebab
itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan:Jangan hidup lagi sama
seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia”
(Ef. 4:17). Paskah mendorong kita menjadi manusia-manusia baru yang dipanggil
untuk menyatakannya dalam kehidupan kita yang berintegritas dan konsisten
melawan berbagai kejahatan.
Sidang Majelis Pekerja Lengkap
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL-PGI) di Melanguane, Talaud, Januari
2012 menyoroti berbagai kejahatan manusia yang secara khusus mewujud melalui
praktik-praktik korupsi. Itu tidak berarti bahwa kejahatan-kejahatan manusia
hendak direduksikan hanya pada perbuatan ini. Tetapi korupsi di negeri kita
memang telah memasuki fase yang sangat menguatirkan, karena hampir tidak ada
lagi bidang kehidupan yang bebas dari virus ini. Korupsi adalah kejahatan luar
biasa (extraordinary crime) yang mencederai harkat dan martabat manusia
sebagai gambar dan citra Allah. Maka tidak ada lain yang harus dilakukan oleh
umat beriman, apabila sungguh-sungguh mau merefleksikan integritas dan
kesetiaan Allah ini, selain dari menyatakan perang terhadap korupsi dalam
berbagai bentuknya. Umat Allah tidak boleh lagi menaklukkan diri ke bawah perhambaan
Mammon, yang dalam konteks masyarakat kita mewujud dalam praktek-praktek
korupsi.
Karena itu, di dalam menyambut dan
merayakan Paska 2012 ini, kami mengajak saudara/i seiman, baik para pemimpin
gereja maupun anggota-anggota jemaat untuk makin memperlihatkan integritas dan
kesetiaan sebagai manusia kebangkitan, manusia baru di dalam Kristus yang telah
bangkit dengan tindakan-tindakan nyata, khususnya melawan praktek-praktek
korupsi melalui hal-hal berikut:
- Perayaan Paska hendaknya menjadi momentum bagi gereja-gereja dan umat beriman guna memastikan diri sebagai yang berada di garda terdepan melawan segala bentuk korupsi;
- Semangat Paska hendaknya mendorong gereja-gereja dan umat beriman memperlihatkan secara konsisten pola hidup sederhana, kerja keras, saling berbagi, dan menjadi contoh dalam mengelola aset-aset gereja secara transparan dan akuntabel;
- Semangat Paska hendaknya menginspirasi gereja-gereja dan umat beriman guna melakukan pendidikan anti-korupsi antara lain, di samping khotbah-khotbah, juga melalui kurikulum pengajaran Sekolah Minggu dan Katekisasi, sehingga pemahaman korupsi sebagai kejahatan luar biasa telah ditanamkan sejak dini;
- Melalui semangat Paska diharapkan gereja-gereja menempatkan diri sebagai mitra kritis pemerintah. Gereja harus berani menyatakan penolakan terhadap sumbangan/bantuan yang tidak jelas sumber dan asal-usulnya, dan/atau yang ditengarai sebagai hasil korupsi dan praktek pencucian uang (money laundry) berkedok bantuan sosial;
- Semangat Paska, pada akhirnya hendaknya mendorong gereja-gereja menjauhkan diri dari berbagai godaan, seperti misalnya mendukung pasangan tertentu dalam perhelatan Pemilu dan Pemilukada yang ditengarai melakukan money politics, dan sebaliknya memberi penghargaan kepada pemimpin yang takut akan Allah dan benci kepada pengejaran suap (Kel. 18:21).
Pesan ini kami akhiri dengan
menggarisbawahi Firman ini:
“Janganlah turut mengambil bagian
dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi
sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu” (Ef.5:11).
Jakarta,
21 Februari 2012
Atas
nama,
MAJELIS
PEKERJA HARIAN
PERSEKUTUAN
GEREJA-GEREJA DI INDONESIA
Pdt.
Dr. A. A.
Yewangoe
Pdt.Gomar Gultom M.Th.
Ketua
Umum
Sekretaris Umum
No comments:
Post a Comment