Cardinal Jorge Mario Bergolio, SJ terpilih menjadi Paus Franciscus |
Telah terpilih pemimpin umat Roma Katolik sedunia, Paus Franciscus, tadi subuh, 14 Maret 2013. Dalam sistim papalisme pemerintahan Gereja Roma Katolik, uskup Roma adalah penerus Rasul Petrus, yang menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, wakil Kristus di bumi. Berikut catatan seorang pastor terkemuka Indonesia mengenai Sri Puas yang baru:
Habemus Papam
Pagi ini jam 01.6 WIB atau jam 19.06 waktu Roma telah
terpilih Cardinal Jorge Mario Bergolio, SJ. Kardinal dari Buenos Aires. Umur 76
tahun, paus ke 266.
Keturunan imigran itali dari Piemontese. Paus pertama
seorang yesuit. Dia adalah kardinal yang berseberangn dengan kardinal
Ratzinger.
Apa yang dia katakan sewaktu dia diperkenalkan kepada
publik: “Saudara saudariku selamat sore, tahukah anda bahwa tugas dari konklaf
adalah memilih uskup Roma kelihatannya bahwa saudara saudarku para kardinal
harus pergi jauh mengambil seseorang dari ujung dunia... apaboleh buat saya
sekarang berada disini”.
Dari penampilan pertamanya yang tidak hanya memberi berkat
tetapi juga meminta supaya kita semua berdoa dan meminta berkat dari Tuhan
baginya merupakan ungkapan mudah mudahan paus ini adalah paus yang merakyat. Di
buenosaires dia adalah terkenal sebagai kardinal yang cukup sederhana. Dia
memilih tinggal disebuah rumah yang sedrhana daripada istana keuskupan yang
megah. Dia selalu menyetir mobilnya sendiri dan juga memasak makanannya
sendiri. Orang yang cukup dekat dengan komunitas teologi pembebeasan.
Ungkapan kesederhanaannya nampak dari nama yang dia pilih
franciscus. Kita semua tahu siapa st. Franciscus Asisi tetapi juga bisa
diinterpretasikan sebagai kependekan dari Franciscus Xaverius. Dengan demikian
dua hal bisa dikatakan bahwa dia adalah orang yang membawa Gereja agar lebih
sederhana seperti Fransiskus Asisi tetapi dilain pihak missioner seperti
Fransiskus Xaverius.
Kesederhaannya juga nampak sewaktu dia meminta doa doa dari
seluruh dunia dimana dia tidak hanya menundukkan kepala tetapi juga
membungkukan badannya. Memakai stolanya sendiri sewaktu mau memberi berkat dan
memegang microphone sendiri. Ini semua menjadi ungkapanungkapan kecil dari
kesederhaannya. Pasti tidak mudah bagimya untuk hidup di belakang tembok
vatikan yang penuh dengan formalitas. Memang benar bahwa kita harus
mendoakannya agar dia bisa bertahan. Disamping itu dia adalah anggota Serikat
Jesus, kiranya juga tidak mudah bagi SJ. Serikat menjadi sorotan seluruh dunia
juga. Namun demikian ini adalah kesempatan bagi SJ untuk membantu Gereja dengan
lebih sehingga dunia ini menjadi lebih damai dan lebih mendekati apa yang
dicita citakan Tuhan.
bsm
No comments:
Post a Comment