Pada Hari Minggu Palmarum, 24 Maret 2013, sejumlah 6 orang pemuda diteguhkan dalam sidi (salah seorang dibaptis dewasa) di GKSS Jemaat Mattiro Baji. Mereka telah mengikuti pelajaran katekisasi selama beberapa bulan. Seorang penulis menjelaskan sidi dalam sebuah tulisan sbb:
Pengertian Sidi
Lasimnya, gereja-gereja di Indonesia yang berlatar belakang Belanda, menggunakan istilah peneguhan sidi atau naik sidi. Tetapi bagi gereja-gereja yang berlatar belakang Jerman menggunakan istilah konfirmasi yang berasal dari kata Latin Corfirmatio (Ingg: confirmation, Jerman: Konfirmation) yang berarti peneguhan atau penguatan.
Banyak orang memahami sidi sebagai suatu upacara pengampunan dosa, atau pengakuan dosa. Yang sebenarnya sidi merupakan upacara pengakuan iman secara pribadi dan sekaligus diteguhkan menjadi anggota gereja. Pertanyaannya, bukankankah sakramen Baptisan yang telah dilewati merupakan upacara pengakuan iman? Ini benar, tetapi perlu diingat bahwa pada saat kita dibaptis, iman kita diwakilkan oleh orang tua dan orang tua baptis. Berdasarkan pengakuan itulah secara terbuka seseorang telah menjadi anggota gereja dan menaklukan diri kepada disiplin gereja. Dengan kata lain, sidi merupakan upacara penerimaan sebagai anggota jemaat secara penuh, memiliki hak memilih dan dipilih. Sejak seseorang mengalami peneguhan sidi, ia bertanggunggungjawab sendiri atas imannya, boleh mengikuti perjamuan kudus, ikut serta dalam pengambilan keputusan dalam jemaat.
Praktek Sidi dalam Gereja
Sidi seperti telah dijelaskan diatas, dilakukan mengawali perjamuan pertama, dan karena itu prinsip mendasar yang harus diingat, bahwa yang boleh ikut upacara sidi, adalah seseorang yang dianggap dewasa yang dapat mengerti tentang imannya sendiri. Menjadi sangat penting juga, untuk ada dalam upacara sidi itu sendiri, seseorang perlu untuk diajarkan tentang pokok-pokok ajaran dan iman Kristen sehingga ia tidak sekedar mengimani tetapi sekaligus ia memahami apa yang ia imani. Proses-proses pengajaran itu yang disebut katekhetsasi, sebagai media pendidikan yang disediakan oleh gereja sebagai lembaga pendidikan formal yang mendidik para warganya untuk memahami ajaran-ajaran gereja itu sendiri.
(Selengkapnya lihat "Kedudukan Sidi Gereja Diantara Sakramen Baptisan Kudus Dan Perjamuan Kudus ", http://giafidrisa.blogspot.com/2011/07/kedudukan-sidi-gereja-diantara-sakramen.html)
No comments:
Post a Comment